KEMBALINYA MASA LALU

36 6 0
                                    

"Long time no see, Sena."

Zio yang kini berada tepat di belakang perempuan yang bernama Sena itu menyapa dirinya. Namun nada sapaan yang biasanya terkesan ramah dan hangat itu, justru berubah dingin persis seperti seorang musuh lama yang kini berjumpa kembali.

Mau tak mau Sena membalikkan tubuhnya untuk memandang Zio, pria yang sudah sekian tahun tak pernah di jumpai nya itu.

Berbeda dengan Zio yang memasang ekspresi dingin, Sena justru merasakan berbagai macam emosi mulai masuk ke dalam hatinya. Rasa rindu, marah dan takut seakan bercampur jadi satu hingga dirinya kini sulit untuk membalas kalimat sapaan dari Zio.

Sena menarik napas panjang berusaha untuk kembali menetralkan dirinya. Jika Dia sampai hilang kendali, maka semua yang sudah direncanakannya itu akan gagal total.

"Ka Enzio? Apa kabar Kak? Astaga, udah lama ya kita nggak ketemu?" Jawabnya sembari tersenyum hangat.

"Gw langsung to the point aja, sebenernya lu sama Keira punya masalah apa lagi? Masalah dulu itu udah kelar, dan sekarang lu mau ngebuat masalah baru lagi? Buat apa?" Tanya Zio tanpa berbasa-basi lebih dulu.

"Ahaha Ka Zio masih sama ya kayak dulu, sifat Kakak yang blak-blakan itu ... Hah! Itu salah satu dari banyak hal yang ngebuat Aku kagum sama Ka Zio."

Bukannya marah atau tersinggung, Sena justru tertawa dan terlihat senang dengan respon yang diperlihatkan oleh Zio.

"Rasanya kok hina banget ya bisa-bisanya gw di kagumi sama lu."

"Ka Zio nggak perlu rendah diri begitu. Mau Kakak ngomong seburuk apapun tentang Aku, tetep aja rasa kagum Aku sama Ka Zio nggak bakal hilang."

"Gw nggak punya waktu buat ngeladenin omong kosong dari lu! Silahkan langsung jawab pertanyaan dari gw. Apa tujuan lu balik lagi kemari?"

Mendengar pertanyaan dari Zio, Sena hanya bisa tersenyum namun kali ini bukan senyum hangat miliknya melainkan senyum yang penuh dengan segala jenis emosi negatif.

"Ternyata memang sesuai dugaanku. Aku bisa aja ngejawab semuanya tapi sebelum itu, apa Ka Zio bisa jangan hanya memihak Keira? Apa Ka Zio yakin bisa adil dan nggak berat sebelah?"

"Kalo emang harus adil, gw bakalan adil."

"Aku pegang kata-kata Ka Zio."

Sena kembali menarik napas panjang sebelum akhirnya menceritakan semua permasalahannya dengan Keira.


.....


Suasana ruang makan milik Keluarga Edgar terlihat cukup berbeda dari hari-hari biasanya. Dari empat total anggota keluarga, hanya ada tiga anggota saja yang kini sedang menunggu seorang lagi untuk menyantap makan malam bersama. Seorang yang di tunggu itu adalah Keira Edgar, anak bungsu perempuan dari pasangan Jhonatan Edgar dan Vania Anindia Sari.

Keira tidak biasanya telat turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarganya itu. Namun malam ini, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Keira mengurung diri di kamar sejak pulang dari kampusnya sore tadi.

Bi Ina turun dari lantai atas untuk memanggil Keira agar segera turun untuk makan malam bersama, namun ekspresi dari pengurus rumah senior dari Keluarga Edgar itu tampak murung dan terlihat sedih. Melihat raut wajah dari Bi Ina, Vania selaku Nyonya rumah sekaligus Ibu dari Keira justru semakin cemas dan khawatir.

"Gimana Bi? Keira tetep nggak mau makan juga?" Tanya Vania harap-harap cemas.

"I-itu ... Non Keira .. maaf Nyonya, tadi Saya sudah coba panggil, tapi Non Keira bilang nggak lapar Nyonya. Saya sudah coba bujuk tapi Non Keira tetap nggak mau keluar kamar."

Friends With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang