18. Teman Tidur

338 34 1
                                    

Ini mungkin bukan pertama kalinya bagi Malika dan Chenle tidur bersama, tapi rasanya memang masih tidak familiar.

Malika menyanggupi untuk menemani Chenle tidur. Memeluk lelaki itu sepanjang malam dan menjaganya ketika dia merintih kesakitan dalam tidurnya.

Malika bangun lebih dulu pagi ini, sebenarnya dia tidak bisa tidur karena tegang. Satu ranjang dengan Chenle benar-benar memberinya efek lain yang memacu adrenalinnya.

Demam Chenle sudah turun, tapi lelaki itu masih enggan melepaskan rengkuhannya pada tubuh mungil Malika. Chenle memeluknya sangat posesif sepanjang malam, berkat itu dia bisa tidur nyenyak.

"Chenle... "

Malika tidak tau Chenle sebenarnya masih tidur ataukah pura-pura tidur. Dia mengabaikan panggilan Malika tapi ketika Malika akan beranjak, pelukan lelaki itu mengerat.

"Chenle.. gue harus balik ke kamar."

"Jangan." Suara serak Chenle terdengar manja.

Malika menghela nafas. Gadis itu akhirnya membiarkan Chenle memeluknya sedikit lebih lama. Satu tangan Malika meraba di bawah bantal, mencari keberadaan ponselnya.

Dream House
Chat rooms

Ningning
Sarapannya udah Mateng
Guys... Ayo turun..

Renjun
Asiiiik sarapan

Haechan
Apa menunya hari ini?

Karina
Sup kuda Nil
Sama oseng kalajengking

Jaemin
Waduh... Emang Lo
Pikir kita satwa liar?

Mark
🤣🤣🤣🤣🤣

Haechan
Malika sama Chenle mana nih?
Ga turun ?

Renjun
Iya nih tinggal mereka
yang belum turun

Malika
Kalian makan duluan aja guys..

Ningning
Jangan skip sarapan Lika..

Malika
Chenle lagi sakit,
Gue lagi nenenin Chenle
di kamarnya.

Mark
What The Ffff....😳😳

Haechan
Hah??? Gimana??

Jaemin
Waduh... Enak banget tuh
Si Chenle ..

Jisung
Pantesan si Chenle anteng di kamar

Renjun
Curang Lo Chenle.. bagi 2 dong...

Karina
Lika... Gue ga nyangka ya
Lo mau nenenin Chenle

Winter
Gue jadi bingung ini
mau kaget dulu
apa ketawa dulu 🤣🤣

Malika
HEH !!! NEMENIN GAES...
NEMENIN..
TYPO ITU 😭😭😭


"Kenapa muka Lo panik gitu???"
Chenle sedikit menjauhkan tubuhnya dan menatap wajah panik Malika.

"Ini... Typo gue bikin orang salah paham." Malika mendesah frustasi.

Chenle mendekatkan kepalanya ke arah Malika dan ikut membaca Chat Malika. Lelaki itu tertawa kemudian.

"Kenapa jadi nenenin gue.." wajah Chenle jadi memerah karena tertawa.

"Aduh jadi bayangin yang aneh-aneh kan gue." Lanjutnya.

"Heh !!! Jangan dibayangin bego.. kotor ya otak Lo. Udah ah.. gue mau balik ke kamar, mau mandi."

ʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔ



"Kenapa si Chenle???" Ningning menoleh ke arah Malika ketika keduanya sedang pemanasan dengan berlari kecil mengelilingi lapangan.

"Semalam dia demam."

"Hah? Jangan bilang Lo nemenin dia dari semalem di kamarnya??"

'waduh, keceplosan.' Malika menggigit bibir bawahnya.

"Ehh.. engga, semalem setelah ngasih dia obat gue balik ke kamar. Paginya baru gue cek lagi." Nafas Malika sedikit tersengal, efek antara lelah berlari dan juga tegang karena berbohong.

Kedua orang itu berhenti di pinggir lapangan dan istirahat sebentar sembari menunggu ketua klub Taekwondo datang.

Malika duduk berselonjor kaki dan mengambil air mineralnya.

"Lo Deket sama Chenle ?"

"Enggak. Kita temenan biasa aja. "

"Ohh .. bagus deh.. jangan sampai Lo suka sama dia. Ribet urusannya. "

Malika menautkan alisnya, menatap Ningning penuh tanya. Tapi gadis itu mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih jauh karena dia tidak mau Ningning mengira dia menyukai Chenle.




Malika pulang pukul 2 siang dan langsung menuju ke kamar Chenle. Gadis itu juga sempat membeli bubur ayam di dekat kampus sebelum pulang.

Tidak ada siapapun di kamar Chenle. Bahkan Daegal juga tidak ada. Gadis itu sempat bertanya-tanya kemana perginya Chenle. Dan apa dia sudah sembuh?

Suara orang yang muntah di kamar mandi seolah menjawab pertanyaan di kepalanya. Malika meletakkan bubur ayamnya di meja belajar Chenle dan bergegas ke kamar mandi.

Pintu kamar mandi di biarkan setengah terbuka. Chenle sedang berjongkok di bawah toiletnya dengan wajah pucat dan baju yang kotor terkena muntahan. Gadis itu membantu Chenle berdiri dan mendudukkannya di atas toilet.

"Lo ga apa-apa? Kita ke rumah sakit ya?"

Chenle hanya bisa menggeleng lemah. Tenaganya habis, dia bahkan memuntahkan air yang dia minum.

Malika tidak berpikir panjang ketika dia membantu melepas baju dan celana Chenle yang terkena muntahan. Sisi kemanusiaan tidak membiarkan otaknya berpikir tentang rasa malu.

Chenle hanya memakai celana dalamnya, duduk dengan pasrah dan membiarkan Malika menyeka tubuhnya yang kotor dengan handuk yang di basahi air hangat.

Gadis itu membungkus tubuh Chenle dengan bathrobe dan menuntunnya kembali ke ranjang.

"Makan ya."

"Suapin.." kata Chenle setengah manja.

Malika menyanggupi keinginannya. Dia menyuapi Chenle dengan telaten meski hanya beberapa sendok saja. Malika juga memberi Chenle obat yang dia dapat dari apotik.

"Lika.."

Chenle berbaring dan menepuk area kosong di sebelahnya. Malika mengerti apa yang lelaki itu inginkan. Dan untuk kali ini saja dia tidak akan menolak keinginan Chenle.

Malika melepas jaketnya dan berbaring di sebelah Chenle. Memeluk kepala lelaki itu dan mengusap helaian rambutnya.

Chenle tertidur, tidak lama kemudian Malika juga menyusulnya ke alam mimpi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang