36. Sebuah Alasan

222 34 0
                                    

🌷🌷🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷


Hubungan Chenle dan Yuri memang sudah buruk 5 tahun terakhir.
Chenle selalu menolak menemuinya, bahkan melengos jika mereka berpapasan di rumah keluarga besarnya.

Chenle membenci ibunya sejak dia memulangkan paksa Malika.
Yuri tau dia bersalah, tapi dia tidak punya pilihan lain. Memulangkan Malika adalah pilihan tepat sebelum keluarga Han turun tangan untuk menghancurkan gadis itu.

Yuri tau tentang kesedihan Chenle. Sebagai seorang ibu dia bisa memahami putranya dengan baik.

Chenle jarang pulang ke rumah, dia juga jarang berada di dream house. Para maid bilang Chenle juga jarang makan dan lebih sering mengurung dirinya di kamar.

Yuri sudah tidak tahan melihat ini. Wanita itu mendatangi dream house hari ini. Namun pilu membuatnya tidak bisa berkata-kata.

Melihat putranya menangisi sebuah ikat rambut membuat hati nuraninya terluka.

Yuri mengurungkan niatnya untuk menegur Chenle. Wanita itu turun ke lantai 1 dan menunggu di ruang tamu.

Cukup lama dia disana hingga Chenle keluar saat hari sudah petang.
Mata lelaki itu sembab, tatapannya kosong bahkan ketika dia menatap ibunya dia seperti tak berminat.

"Chenle.." wanita itu berdiri, menatap wajah menyedihkan putranya yang semakin kurus.

Dia tidak pernah menyangka, putra manjanya yang jarang menangis ini akan begitu cengeng saat patah hati.

Chenle akhirnya bersedia menemui Yuri. Mereka duduk berhadapan di ruang tamu.

"Kau merindukannya?"

Chenle tidak menjawab. Dia menatap kosong pada meja marmer di hadapannya.

"Mama minta maaf, tapi kita tidak punya pilihan saat itu..."

Yuri sudah tau kalau Chenle tidak akan menanggapinya, tapi dia yakin Chenle akan tetap mendengarkan dengan baik.

"Perusahaan hampir bangkrut saat itu....."

Yuri menjeda untuk melihat ekspresi Chenle.

"Tidak ada yang bisa menolong selain kakek, tapi kau tau sendiri kan kalau papamu memiliki hubungan yang tidak baik dengan kakek, lalu tuan Han datang dan menawari kita suntikan dana dengan melakukan perjodohan sebagai syaratnya. Papamu menyetujui tawaran itu karena tidak punya pilihan lain."

Chenle masih diam tak bergeming. Lelaki itu mendengarkan Yuri tapi enggan menatapnya.

"Mama tidak bisa melakukan apapun untuk membatalkan perjodohan ini. Tapi setidaknya mama berhasil menyelamatkannya dari kekejaman keluarga Han."

Chenle mengangkat kepalanya. Dia mulai mau menatap ibunya dengan tatapan yang bertanya.

"Dia gadis yang baik meskipun mama tidak menyukai latar belakang keluarganya. "

Yuri diam selama beberapa saat. Sedikit melamun dan berangan tentang  apa yang terjadi.  Sejujurnya wanita itu menyesali prinsipnya. Cinta itu tak pernah memandang fisik maupun ras melainkan kehendak semesta yang tak bisa di pungkiri.

Yuri tersenyum tipis. Dia menghela nafas panjang lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya.

"Setidaknya mama sudah menebus dosa mama padanya." Yuri meletakkan lembaran-lembaran foto Malika di atas meja.

Foto itu langsung merebut atensi Chenle dan membuat lelaki itu mendekat. Lelaki itu mengambil salah satu foto dimana Malika sedang wisuda kelulusannya. Gadis itu tersenyum cerah dengan Haechan yang merangkul pundaknya.

"Mama harap kamu tidak lagi menganggap mama sebagai musuh. "

"Darimana mama dapat semua ini?? Mama memata-matai nya?"

Yuri sedikit tercengang, setelah itu dia tersenyum dengan wajah tidak percaya. Itu adalah kalimat tanya  pertama yang Chenle ucapkan padanya setelah 5 tahun dia tak mau bicara.

"Ya. Setidaknya mama harus tau anak yang mama beri beasiswa belajar dengan baik atau tidak. Dan ternyata dia sangat berbakat, kau tau... Dia seorang penulis komik terkenal sekarang."

Wow...
Chenle baru tau tentang itu. Setelah kepergian Malika mereka lost contact. Malika memblokir nomor Chenle dan semua media sosialnya.

"Chenle.... "

Chenle menanggapi panggilan lembut ibunya.

"Mama akan coba bicara dengan kakek untuk masalah Shushu. Kau tau harus apa kan? "

Mereka beradu tatapan. Chenle bisa melihat kegelisahan itu dalam sorot mata Yuri. Dan dia mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan ibunya.

 Dan dia mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang