49. The Wedding

351 31 4
                                    

Pernikahan Chenle dan Malika memang terkesan buru-buru, seperti kurang persiapan padahal Chenle sudah membayar mahal pada wedding organizer untuk bisa menyiapkan segalanya dalam waktu satu minggu.

Bukan tanpa alasan Chenle meminta cepat. Rasanya seperti ada trauma kehilangan yang membayangi hatinya jika dia tidak segera mengambil hak milik atas Malika.

Gadis itu sebenarnya sempat protes dengan terlalu mepetnya tanggal yang di pilih Chenle.  Tapi pada akhirnya gadis itu hanya bisa menurut. Toh mereka sudah suka sama suka. Mau bagaimana lagi.

Pesta pernikahan mereka dilakukan di Shanghai. Bertempat di salah satu resort mewah milik kakek Chenle.

Chenle dan Malika sudah dipisahkan seminggu sebelumnya. Dengan kata lain mereka di pingit.
Chenle sudah dipaksa kembali ke Shanghai lebih dulu agar dia tidak bisa mencuri waktu menemui Malika.

Sementara itu, Malika terbang ke Sanghai 2 hari sebelum hari H. Gadis itu tampak sibuk sekarang.

Karina, Ningning dan Winter mengajaknya ke tempat spa. Dengan mengambil paket spa khusus untuk calon pengantin sesuai rekomendasi dari Karina, Malika menghabiskan 7 jam nya di tempat itu.

"Waah kulitmu benar-benar harum, gue yakin Chenle akan langsung nyerang lo kalau dia disini sekarang." Ningning terkikik geli.

Gadis-gadis itu tengah menikmati secangkir teh chamomile hangat sambil merendam kaki di air hangat. Manicure pedicure adalah agenda perawatan mereka berikutnya.

"Ini karena mereka nyuruh gue berendam di air bunga selama 30 menit." Malika mengangkat lengannya untuk mengendus kulitnya sendiri.

"Gimana-gimana.. tegang ga ??" Tanya Karina.

Malika langsung memasang wajah gelisah dan mengangguk.

"Tegang kenapa?" Winter memiringkan kepalanya. Dibanding Ningning dan Karina yang sudah berpengalaman soal pernikahan, dia sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan ini.

"Mm... Tegang sih. Takut juga. Takut sakit."

Winter melotot, semakin tidak mengerti.

"Apanya yang sakit??"

"Isshhh..." Karina mendengus kesal karena Winter.

"Tenang aja, pertama doang kok sakitnya. Lama-lama juga enggak." Ningning berbicara dengan antusias hingga teh chamomile nya nyaris tumpah.

Karina mengangguk menanggapinya,

"Yupp... Betul, yang penting harus basah."

"Kalian ini pada ngomongin apa sih?" Winter menatap Karina, Ningning dan Malika bergantian lalu menggaruk kepalanya dengan wajah polos.

"Kamu nanya ???" Ningning balas memberinya pertanyaan dengan wajah mengejek. Tapi Winter bukannya kesal dia malah mengangguk antusias.

"Tanya aja sama Jisung, pasti di kasih trial nanti."

Karina dan Ningning tergelak sementara Malika hanya diam karena merasa was-was.

Memikirkan malam pertamanya dengan Chenle rasanya lebih membuatnya stres dibanding memikirkan acara pernikahan itu sendiri. Malika sendiri juga merasa dirinya takut secara berlebihan padahal dia tidak akan mati hanya karena robekan hymen. Benarkan????

🌷🌷🌷🌷

Hari yang di tunggu pun tiba. Kediaman keluarga Zhong sudah sangat sibuk bahkan sebelum fajar tiba.

Chenle menolak sarapan, dia sudah tidak nafsu makan sejak semalam karena tegang. Lelaki itu berdiri dengan pakaian rapi di depan mobil Tesla kesayangannya dan bersiap menuju ke aula pernikahan.

Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang