7. Taruhan

287 34 0
                                    

Klub basket baru saja mengambil jeda istirahat ketika klub taekwondo masuk dan memakai lapangan outdoor untuk latih tanding. Chenle duduk di kursi tribun sembari mengelap keringatnya dan meminum sebotol air mineral yang diberikan Jisung. Mereka duduk bersebelahan.

"Klub junior ya?" Jaemin mengambil duduk di samping Chenle.

"Iya."

"Siapa pembimbingnya?" tanya Jaemin lagi.

"Bang Lucas gue rasa, sebelumnya bang Yuta." Jeno ikut duduk di sebelah Jaemin dan memperhatikan sederet tim taekwondo yang menunduk satu sama lain.

Mata Chenle tak bisa beralih. Pandangannya terfokus pada satu titik dimana Malika bergerak. Gadis itu mengikat rambut pendeknya dan tampak tersenyum cerah di sebelah Ningning.

"Hm.. ? Malika masuk klub  Taekwondo??" Renjun datang paling akhir dan terlihat tertarik.

"Iya, dia dapat beasiswa karena dia mantan atlet Taekwondo." jawab Haechan.

"Waah keren."

Ke-enam pasang mata itu memperhatikan jalannya pertandingan singkat dimana Ningning akan melawan Yuqi dari jurusan fashion design .

"Ayo taruhan." kata Jeno dengan senyuman khasnya.

"Jelas Ningsih lah yang menang dia kan brutal. " Jaemin menyeruput americanonya dalam damai. Renjun tampaknya juga setuju dengan pendapat Jaemin.

"Ningsih dari smp kan masuk kelas berat. Yuqi bukan lawannya gue rasa." Chenle hanya memperhatikan pertandingan itu sekali lalu matanya kembali fokus memperhatikan Malika.

"Lo kenal Yuqi?" Renjun menatap Chenle antusias. Sementara Chenle hanya mengangguk dengan 2 sudut bibir mengarah kebawah.

"Ga sengaja ketemu pas acara perusahaan papa." Perusahaan keluarga Chenle dan Yuqi memang sudah lama menjalin relasi. Meski begitu Chenle hanya sekedar tau saja, dia tak mengenal Yuqi dengan baik.

"Wohooooo......." Tepat seperti apa yang Jaemin perkirakan. Yuqi kalah telak dengan Ningning setelah gadis itu menerima high kick keras.

"Dia serem cuy. Lo pada ati-ati aja kalo mau godain dia." Komentar Renjun.

"Jembul nya di Jaemin pernah kena tendang tuh." Celetukan Jeno membuat Renjun menatap ke arah selangkangan Jaemin.

Chenle, Haechan dan Jisung tertawa teringat akan peristiwa beberapa minggu lalu saat Jaemin menjahili Ningning dan gadis itu menendang area vitalnya.

"Gue ngeliatnya aja ngilu." Lanjut Jeno. Jaemin hanya menggeleng pasrah.

"Ngomong-ngomong si Jembul baik-baik aja kan? Masih bisa berkembang biak ga ??"

Jaemin menatap tajam pada Renjun yang tertawa meledek. Seketika lelaki berdarah asli China itu langsung diam.


Di pertandingan berikutnya Yangyang akan maju melawan Malika.
Chenle terlihat begitu antusias disini sampai-sampai dia menegakkan tubuhnya karena tegang.

"Itu Malika??? Waaahh... Yangyang itu bukan lawan yang mudah. Gue ragu Malika bisa ngalahin dia." Mark baru saja bergabung di kursi penonton dengan membawa satu kotak sushi. Lelaki itu sibuk mengunyah tapi matanya tetap fokus ke lapangan.

"Gue rasa Yangyang bakal main halus. Lawannya cewe." Kata Jaemin. Jeno tampak tidak setuju.

"Lo salah, Yangyang biasanya main adil. Dia ngga akan mandang gender pas tanding." Jeno sangat tau itu karena dia dulu pernah melawan Yangyang saat turnamen bela diri campuran di SMA. Jeno dulu masuk klub boxing.

"Mukanya  keliatan ramah kayak malaikat tapi Yangyang itu kejam." Tambah Jeno.

Pertandingan terlihat cukup seru. Terlihat dari bagaimana penonton bersorak dan antusias. Yangyang dan Malika terlihat sama kuat hingga pertandingan berlangsung alot padahal ini hanya latih tanding.

Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang