22. Hubungan terlarang 1

355 30 0
                                    

"pengumuman... Pengumuman..." Jeno tidak pernah membuat keributan di meja makan sebelumnya, namun pagi ini dia tampak begitu antusias. Lelaki itu bahkan memakai timun untuk  ia pakai sebagai microfon.

"2 orang sejoli tertangkap nyaris mesum di dapur jam 1 dini hari."

'sialan nih anak. Mulutnya udah kayak ember bocor.'

"Hah?? Siapa?"  Winter membulatkan kedua matanya, sementara Ningning menatap penghuni rumah satu persatu.

"Lo ya Rin?" Tuduh Winter.

Karina menatapnya tidak terima. Bukan hanya dia tapi Jeno juga menatap protes pada tuduhan Winter.

"Kok gue sih. "

"Lo kan sama Jeno suka main di dapur." Winter tertawa tanpa dosa.

"Sembarangan kalo ngomong. "

Malika terpantau hanya diam karena dia adalah pelaku yang Jeno maksud. Gadis itu menunduk dan pura-pura sibuk dengan sarapannya. Sementara Chenle mengambil tempat duduk sangat jauh dari Malika. Tidak seperti sebelumnya dimana dia selalu berada di sebelah Malika.

"Jangan gitu lah Jen, kan jadi malu dianya." Jaemin menatap Chenle dengan seringaiannya.

Ningning mengikuti arah pandang Jaemin, lalu tatapannya beralih pada Malika. Gadis itu tau tapi tidak seperti temannya yang lain, Ningning justru merasa khawatir.

"Udah guys, jangan ribut di meja makan."

ʕ⁠´⁠•⁠ᴥ⁠•⁠'⁠ʔʕ⁠´⁠•⁠ᴥ⁠•⁠'⁠ʔʕ⁠´⁠•⁠ᴥ⁠•⁠'⁠ʔ


"Lo kalah. Penuhin taruhan Lo." Jeno duduk di atas tribun, bersebelahan dengan Jaemin. Mereka tengah menyaksikan sebuah pertandingan sepak bola yang sedang berlangsung antara para senior kampus.

Chenle mendesah tertahan, lelaki itu bersandar pada pembatas tribun.

"Kalian boleh minta apapun, semahal apapun bakal gue beliin asal jangan minta gue umumin itu di radio kampus."

"Aih... Cemen Lo, laki tapi ga jantan" ledek Jeno.

"Lo berani nyanggupi itu pas kita taruhan, penuhi dong janji Lo." Tuntut Jaemin.

Sementara Haechan yang biasanya bersukaria ketika ada temannya yang kalah kini mendadak diam. Lelaki itu melamun menatap kosong pada pertandingan di tengah lapangan.
Renjun pun demikian, lelaki itu merasakan sedikit patah hati karena hubungan Chenle dengan Malika.

"Bukan gue ga berani. Tapi orang tua gue..."

"Aaahhh...." Jaemin menyahuti, seolah dia paham.

"Emang kenapa orang tua Lo?"

Renjun menoleh pada Jeno. Dia mewakili Chenle untuk menjawab.

"Orang tua Chinese biasanya ga suka anaknya punya hubungan sama non Chinese."

"Mama gue mungkin bisa ngeluarin Malika dari kampus jika dia tau Malika Deket sama gue."

Kelima orang itu mendadak terdiam. Jeno dan Jaemin tidak bisa berkomentar apapun sementara Haechan dan Renjun merasa kasihan pada Malika. Gadis itu jelas tidak memenuhi standar wanita keluarga Zhong. Ini pasti akan sulit untuk hubungan keduanya.

"Yaudah lah, kalau ini udah menyangkut keluarga kita ga bisa egois." Haechan akhirnya membuka suara, lelaki itu tiba-tiba berdiri dari kursinya.

"Buat taruhannya gue ga butuh barang mahal, terserah Lo mau kasih gue apa." Lanjut Haechan.

Lelaki itu pergi lebih dulu tanpa pamit. Moodnya anjlok dan itu sangat kentara.

"Haechan kenapa sih?" Gumam Jeno.

"Lagi ada masalah kali.

ʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔ

Malika ada di rumah seorang diri sore itu. Para penghuni perempuan pergi dengan urusannya masing-masing sementara para penghuni laki-laki sedang bermain futsal diluar.
Malika sendiri sudah bersiap-siap untuk pergi ke cafe Ningning. Dia bekerja seperti biasanya.

Malika menyampirkan tasnya di pundak saat dia memakai sepatunya. Gadis itu sudah hampir mencapai pintu depan ketika seorang gadis berpenampilan modis masuk tanpa ijin.

"Siapa ya?" Tanya Malika sopan.

Gadis itu mengabaikannya pada awalnya namun ketika dia tidak mendapati siapapun di rumah, dia mendadak menatap Malika.

"Dimana Chenle?"  Tanyanya angkuh.

"Lagi pergi. Maaf anda siapa?" Malika mengulang kembali pertanyaannya.

"Han Shushu, tunangan Chenle. "

Bagai dihantam petir di siang bolong, Malika tidak percaya pada apa yang baru saja dia dengar.

'Chenle punya tunangan??? Chenle?? Tunangan???'

'Chenle punya tunangan??? Chenle?? Tunangan???'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang