32. Fullsun Between The Dark Cloud

244 31 0
                                    

"Kenapa susah-susah mencari tempat tinggal? Disini ada kamar kosong."
Tiffany- ibu Malika sangat senang ketika Malika kembali bersama Haechan.

Tiffany adalah seorang dokter hewan. Dulu Haechan sering main ke rumah Malika untuk melihat anak anjing yang tengah dirawat. Kadang Haechan juga membantu di klinik meski hanya sekedar menyisir bulu kucing atau memandikan anjing.

"Haechan ga enak kalau numpang Mah."

"Kita kan bukan orang asing Haechan, kamu sudah Mama anggap anak sendiri. " jawab Tiffany.

"Iya Chan daripada tinggal sendirian kan ga enak ga ada yang nemenin." Tambah Malika.

"Mm.. yaudah deh.."

Haechan dan Malika baru tiba tadi pagi. Dan rencananya besok mereka mulai mengurus dokumen di kampus baru.

Malika tidak bercerita perihal Zhong Chenle pada ibunya, dia hanya bilang mau pindah karena tidak betah di Shanghai. Dan Haechan begitu kagum akan kemampuan berakting gadis itu. Bisa-bisanya dia terlihat sangat baik-baik saja di depan Tiffany.

"Kalian istirahat dulu ya, nanti kalau mama selesai masak mama bangunin."

Malika memeluk Tiffany sesaat sebelum melangkah ke atas.
Rumah keluarga Malika tidak besar karena dulu hanya di tinggali oleh Malika dan Tiffany saja.

Ada 3 tempat tidur di lantai 2, Haechan akan menempati kamar tamu sementara Malika kembali ke kamar lamanya.

"Gue tidur ya.." Haechan berdiri di depan pintu kamar tamu dan menatap Malika.

"Ya tidur aja, kenapa harus ijin dulu?"

"Ya... Takutnya Lo kesepian kalau gue tinggal tidur. "

"Jangan kepedean ya."

Haechan terkekeh lalu mendekat ke arah Malika untuk mengacak rambutnya.

"Selamat tidur." Pamitnya.

🌱🌱🌱

Malika tetap terjaga meskipun tubuhnya lelah karena perjalanan jauh  china-indonesia. Dia ingin sekali tidur dan melupakan segala sesuatu yang mengganggu pikirannya tapi itu sulit dia lakukan.

Gadis itu telah membersihkan diri dan memakai pakaian rumahan yang nyaman. Malika berdiri di depan cermin kamarnya dan merapikan rambutnya. Namun sebuah benda berkilau yang tersangkut di rambutnya membuat Malika menghentikan kegiatannya.

Tatapannya tak bisa di gambarkan. Mimik wajahnya tertangkap sendu ketika dia melihat benda itu.
Malika mengarahkan tangannya kesana dan meraih liontin kalung pemberian Chenle yang tersangkut di helai rambutnya.

Mata itu seketika berair. Dia melepaskan kalung itu dan sedikit bermonolog dengan dirinya sendiri. Kenapa dia bisa lupa mengembalikan kalung itu?? Bahkan memakainya pun Malika sudah merasa tidak pantas.

"Malika..."

Malika terkejut ketika Haechan tiba-tiba nyelonong masuk ke kamarnya. Gadis itu menggenggam erat-erat kalung itu dan membiarkan rantainya sedikit menjuntai disela jarinya.

"Apa ?? Katanya mau tidur?" Malika berusaha mengalihkan tatapannya. Menyembunyikan genangan di pelupuk matanya yang cukup kentara.

"Gue mau pinjam Charger." Haechan sempat terdiam beberapa saat ketika menatap Malika seolah dia bisa membaca suasana hati gadis itu yang sedang mendung.

"Huh?? Apa itu di tanganmu???" Haechan menghampirinya dan berusaha merebut kalung Malika meski gadis itu berusaha menyembunyikannya.

"Bukan apa-apa?"

Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang