45. Tiba-tiba...

261 38 11
                                    

Ꮚ⁠˘⁠ ⁠ꈊ⁠ ⁠˘⁠ ⁠ᏊᏊ⁠˘⁠ ⁠ꈊ⁠ ⁠˘⁠ ⁠ᏊᏊ⁠˘⁠ ⁠ꈊ⁠ ⁠˘⁠ ⁠Ꮚ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ꮚ⁠˘⁠ ⁠ꈊ⁠ ⁠˘⁠ ⁠ᏊᏊ⁠˘⁠ ⁠ꈊ⁠ ⁠˘⁠ ⁠ᏊᏊ⁠˘⁠ ⁠ꈊ⁠ ⁠˘⁠ ⁠Ꮚ


Malika mengambil jatah cutinya selama 2 hari setelah menyelesaikan 5 episode penuh dari komiknya. Dia menyerahkan tanggung jawabnya pada Rena untuk menyempurnakan gambar serta mewarnai gambarnya sebelum menyerahkannya ke editor.

Sebenarnya Malika tidak terlalu suka diam di rumah seperti ini. Gadis itu biasanya juga gila kerja. Tapi karena kondisi hatinya yang tak baik-baik saja dan juga dirinya yang tak ingin berpapasan dengan Chenle membuat Malika mengambil langkah mundur.

Gadis itu tengah bermalas-malasan di atas ranjangnya. Matahari sudah naik beberapa menit lalu tapi Malika masih ingin tidur.

"Lika ayo sarapan.." panggil Tiffany dari depan pintu tapi Malika tak menyahutinya.

Kelopak matanya masih menempel satu sama lain dan kesadarannya berada di level terendah. Gadis itu menghabiskan setengah malamnya untuk menonton drama. Dan yah.. ini alasan yang bagus untuk dia bermalas-malasan sampai siang.

Meski setengah tertidur, Malika masih bisa merasakan pintu kamarnya yang di buka. Mungkin itu Haechan. Mereka kan tidur satu ranjang semalam.
Beberapa saat setelahnya Malika bisa merasakan ranjangnya bergoyang. Seseorang masuk ke dalam selimutnya dan berbaring di sebelahnya.

"Kok tidur lagi? Ga kerja?" Gumamnya dengan suara parau. Tapi kelopak mata Malika sama sekali tak terbuka.

Merasa Haechan tidak menjawab pertanyaannya membuat Malika tertarik untuk membuka mata dan memastikan apa yang lelaki itu lakukan.

Namun bukan Haechan yang dia lihat, melainkan wajah Chenle yang tengah tersenyum menghadapnya. Mata Malika yang setengah sayu itu langsung melotot lebar.

"Aku pasti sudah gila." Gumamnya.

'Semalem bukannya gue tidur sama Haechan?? Kok sekarang mukanya berubah jadi Chenle???'

Malika menutup mata rapat-rapat lalu menggeleng. Sebelah tangannya menepuk-nepuk keningnya, berharap dia sadar.

"Jangan nanti sakit." Chenle menahan tangannya.

'Bahkan suaranya persis Chenle. Apa gue halusinasi ya???'

Malika kembali membuka matanya dan berkedip-kedip cepat.

"Ini gue, Chenle. Mata Lo ga salah."

Malika langsung bangun dan duduk.

"Kok Lo bisa disini???"

"Bisa lah."

Bukan itu jawaban yang Malika inginkan. Gadis itu menatap Chenle tajam. Seolah menuntut penjelasan lain.

"Maksud gue.."

"Udah ga usah di bahas, cepet mandi sana, udah di tunggu di bawah." Chenle menarik lengan Malika untuk memaksa gadis itu turun ranjang.

Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang