50. Crazy Late Night ( END)

718 31 8
                                    

⚠️⚠️ WARNING !!! ⚠️⚠️
🔞


🌷🌷🌷🌷

Chenle akhirnya tiba di aula hotel tempat dia akan melangsungkan pernikahan. Wajahnya pucat pasi dan tampak tidak fokus.

Yuri menghampiri putranya dan menoyor kepalanya dengan kesal.

"Bodoh !" Umpatnya.

"Ya maaf ma, Chenle kan lupa." Katanya membela diri.

Yuri tau ini akan terjadi. Chenle itu mudah lupa akan hal-hal kecil terutama jika dia terlalu fokus pada sesuatu.

Kebiasaan buruk putranya itu membuat Yuri tak lepas pengawasan padanya. Pagi tadi Yuri melihat Chenle meninggalkan kotak cincinnya di atas meja ruang tamu saat dia mengambil sepatu.

Wanita itu tak banyak bicara dan langsung saja mengantongi kotak cincin itu sebelum pergi. Yuri bahkan sudah memberitahu Chenle kalau cincinnya dia bawa tapi Chenle tidak mendengarkan.

"Ayo cepet, itu Malikanya udah nangis dari tadi dikiranya kamu kenapa-napa makanya ga datang-datang."

"Malika nangis?" Mata Chenle terbelalak. Dia tampak khawatir sekarang.

"Chenle mau ketemu Malika dulu."

Yuri langsung menahan tangannya dan memukul lengan putranya.

"Udah ga usah, kelamaan. Langsung ke aula aja itu tamunya udah pada nunggu."

"Tapi mah..."

"Ngomong lagi mama lakban ya mulut kamu."

Chenle cemberut. Dia menurut saat mamanya menggandengnya dengan langkah cepat ke aula. Ternyata Malika sudah ada disana. Berdiri di ujung altar dengan mata setengah basah habis menangis.

Chenle sempat diam, memandang betapa cantiknya paras seseorang yang tengah menunggunya dengan mimik cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle sempat diam, memandang betapa cantiknya paras seseorang yang tengah menunggunya dengan mimik cemas.

Lelaki itu kemudian tersenyum, merasa jatuh cinta lagi dan lagi pada salah satu entitas alam semesta yang tercipta begitu luar biasa di hadapannya.

Pipi gadis itu merona bak kelopak bunga sakura ketika Chenle menatapnya. Dia tertunduk malu tapi tak bisa menyembunyikan hasratnya jika dia pun ingin melemparkan tatapannya lagi.

"Udah tatap-tatapannya ? Ini tamunya udah pada kesemutan nungguin acaranya mulai."tegur Yuri.

Chenle tidak mampu menjawab. Cukup hanya senyumannya lah yang mewakili perasaan bahagianya kini.

Lelaki itu berjalan mendekat, menyapa pujaan hatinya dengan perasaan hangat dan berbunga. Mengucapkan janji suci bersama dan akhirnya bisa mengklaim bahwa sosok indah di depannya ini kini sudah menjadi miliknya.

💮💮💮

Malika masih tak bisa berpikir jernih. Rasanya seperti baru saja terbangun dari mimpi indah yang rasanya mustahil untuk dia jamah.

Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang