43. Our Different

254 34 4
                                    

"Aduuh.. nyesel banget tadi ga dengerin kata mama."

Ten dan Malika menatap Haechan yang baru bergabung dan duduk di salah satu kursi kafetaria. Sementara Rena menggeser duduk nya agar meja kecil itu muat untuk mereka ber-empat.

"Kenapa? Emang mama bilang apa?" Tanya Malika dengan serius.

"Ya gatau, kan gue ga denger."

Malika memasang wajah datar, hanya kelopak matanya yang berkedip-kedip. Dalam hati dia membatin.

'Haechan belum sembuh rupanya.'

"Udah pernah meet & greet sama malaikat maut belum Chan??" Ten memberinya tatapan datar.

"Kebetulan kemarin baru ikut fansign nya bang." Jawab Haechan cengengesan.

"Haechan kalau hari Jumat emang agak aneh otaknya." Timpal Malika. Gadis itu menatap tajam pada tangan Haechan yang dengan seenaknya mengambil sosis bakar miliknya.

"Hai Malika, selamat ya udah acc karangan Lo." Itu suara Jaehyun, seorang mangaka senior di kantor. Lelaki itu duduk di samping meja mereka bersama Winwin asistennya.

"Iya kak." Malika melambai dan tersenyum padanya.

"Aduuhh jadi iri nih gue sama Lo. "Ten merangkul bahu Malika.

"Kenapa?"

"Komik gue yang rate pertama tapi punya Lo yang di tawarin jadi animasi."

"Ya kan emang yang di cari genre romance, punya Lo kan thriller. " Haechan lagi-lagi merenggut isi piring Malika dan di lanjut memalak minuman Rena hingga gadis itu cemberut.

"Bekas bibir gue itu." Gumam Rena pada Haechan yang menyeruput minumannya.

"Biarin, biar tambah manis."

Jangan dikira Malika tidak dengar meski Haechan dan Rena hanya bergumam. Gadis itu mendengarnya dengan jelas lalu memicingkan mata.

"Udah lah jadian aja deh kalian."

Haechan tidak menjawab, dia pura-pura sibuk makan sementara Rena terlihat canggung saat melirik Malika.

Malika mendengus ketika Ten tiba-tiba merangkulnya. Dia bersandar pada kursinya dan berusaha melepas rangkulan Ten tapi lelaki itu mengabaikannya.

"Bentar aja, ada mantan gue tuh di pojokan." Bisik Ten. Dia menunduk pura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Ya terus ?"

"Bantuin gue bikin dia cemburu."

Malika memutar matanya malas. Orang-orang di kantor ini semakin lama semakin terlihat aneh. Sayangnya dia juga bagian dari orang-orang itu.

Malika diam membiarkan Ten berlaku semaunya. Dan di saat pandangannya mengedar dia tidak sengaja menangkap sosok Chenle yang duduk-duduk di kursi out door kafetaria. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Several Shades Of Beauty | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang