BAB 2

9.2K 574 9
                                    

BAB 2

"Wooy.. gue mau ke Alfamart di depan, ada yang mau nitip gaaak?" teriak Vira pada segerombolan anak basket yang sedang duduk sehabis latihan.

"Guee!! Sini, Viraaa!!"

"Pocari yang gede!!"

"Walls dungdung!!"

"Oreooo.."

"Chitatoooo..."

Semuanya heboh nitip dan membuat Vira kewalahan dan mengomel sendiri. Argh.. bego banget gue malah nawarin. Tapi akhirnya dia tetap berangkat juga. Untung letak mini market itu tepat di seberang gerbang utama. Deryn sedang membetulkan tali sepatunya ketika Rei mengambil botol air di sebelahnya.

"Lo kenapa gak ikut kemaren?"

Deryn meliriknya dan berdecak, "Kan ada urusaan!"

Rei hanya menggumam sambil meneguk airnya, "Penting banget ya?"

Cewek itu mengerling. Tapi wajahnya langsung berubah begitu dia teringat sesuatu. Dia bangkit mengambil tasnya dan duduk lagi di sebelah Rei. Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku tas itu dan memberikannya pada cowok itu, "Ini buat Linda. Dia pengen banget gantungan kunci Hannah Montana, kan?"

Rei mengambil benda itu dan menelitinya. Gantungan kunci dengan inisial HM berwarna ungu dan kuning emas yang bling-bling. Dia tersenyum, "Thanks. Nanti gue kasih ke dia. Hehe.. Buat gue nggak nih?"

"Apa? Lu mau poster Hanah Montana?"

"Boleh. Dia kan cakep.."

"Dih, beli aja sendiri!"

Rei tertawa dan beberapa menit kemudian mereka menoleh ketika Vira datang sambil menenteng keresek yang lumayan gede. Deryn langsung mengambil oreonya. Di sebelahnya, Rei membuka tutup es krim dungdungnya yang cukup besar. Deryn mulai menelan ludah melihat itu. Rei mengambil sendok plastik dan mulai memakannya. Dia mendadak melongo ketika tiba-tiba saja sekeping oreo sudah menencap di es krimnya. Oreo itu mengeruk es krimnya sedalam mungkin. Matanya mengikuti oreo itu sampai oreo itu lenyap di mulut Deryn.

Cewek itu nyengir dengan mulut penuh, "Bagi, bos.."

Si Kapten itu manyun. Dengan sebal dia  mengambil sekeping oreo milik cewek itu. Dia membuka satu keping biskuitnya, dan mengisi bagian tengahnya dengan es krim sebelum kemudian menutupnya lagi dengan biskuit. Lalu dengan mata yang merem melek dia melahap sandwich es krimnya itu dengan nikmat. Giliran Deryn yang melongo. Tapi sedetik kemudian, dia ikut-ikutan membuat es krim sandwich itu. Rei terus menerus mengambil oreonya dan Deryn juga terus mengeruk es krimnya. Sampai  akhirnya mereka malah rebutan sendok.

"Gue dulu!"

"Gue dulu!"

"Ini es krim gue!"

"Ini juga oreo gue!"

Suara ribut itu tertangkap telinga Aji dan dia menoleh. Matanya langsung menyala dan dia berlari ke arah mereka, "Es krim oreoooo.." pekiknya girang. Dia langsung nimbrung ikut rebutan sampai semuanya habis. Dan setelah habis, dia kembali kabur entah kemana.

Mereka berdua bersandar di tembok karena kekenyangan. Rei tertegun ketika tiba-tiba kepala Deryn jatuh ke bahunya. Dia mendadak diam tidak bergerak. Rei melirik sekitar agak panik. Anak-anak bisa salah paham jika mereka melihatnya seperti ini. Tapi ternyata anak-anak lain sedang sibuk ngerumpi dan tidak memperhatikan mereka. Rei mendesah lega dalam hati dan dia menggigit lidahnya menahan senyum. Untung saja Bianca sudah pulang sejak tadi.

Rei meliriknya. Mata Deryn setengah terpejam dan sedikit terhalangi oleh poninya. Dia langsung mengepalkan tangannya. Sialan. Dia sangat ingin memeluk pinggangnya. Cowok itu akhirnya hanya bisa menarik napas. Cukup lama mereka seperti itu tanpa ada yang bersuara sedikit pun. Rei sedikit menunduk dan matanya refleks terpejam begitu dia mencium wangi harum dari rambutnya. Wangi yang menenangkan. Seulas senyum tipis muncul di bibirnya dan dia semakin menunduk sampai hidungnya bersandar di kepalanya. Rei membiarkan dirinya seperti itu. Deryn juga tidak bergerak. Tapi tanpa mereka sadari, di seberang lapangan voli sana, Aji dan Vira berpandangan sambil tersenyum penuh arti.

Chemistry #2 The Little Swan (Deryn's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang