Bab 1

11.8K 626 16
                                    

BAB 1

"WE ARE THE CHAMPION.. WE.. ARE THE CHAMPION.."

Faris dan Rei kompak menatap sebal pada si Aji yang sedang bernyanyi di pinggir lapangan dengan pedenya. Sampai kapan dia akan nyanyi kayak gitu? Faris menggelengkan kepalanya. Sumpah, dia sudah sangat bosan mendengar si kunyuk ini menyanyikan lagu itu selama satu minggu. Mungkin kalau si Aji punya suara emas, dia tidak akan protes. Tapi suara radio rusaknya berhasil membuat dia dan Rei menderita.

"Bekep dia, Rei. Kuping gua udah panas.." Faris mengusap telinganya dan menggerutu, "bagusan suara lolongan Tarzan daripada suara dia mah.."

Rei mengangkat kedua tangan, "Lu aje. Kemarin udah gue jajalin bola kasti ke mulutnya dan dia masih tetep ngegerung! Taluk aing mah!" (Gue nyerah!)

"Ehehe.. Kenape? Lo berdua terharu dengar suara gue? Bagus, kan?"

Kedua temannya langsung melotot dan kompak berteriak di wajahnya, "BAGUSAN DIEM!!"

Aji mengusap wajahnya yang sedikit basah dan mendelik, "Lo berdua sirik karena gak bisa nyanyi.."

Rei menjitak kepalanya, "Gue gak masalah gak bisa nyanyi juga. Nyanyian lo bisa memulai perang, tau!"

"Apa suara gue mirip terompet tanduk domba?"

"Lebih tepatnya terompet rusak.." timpal Faris dan berhasil membuat si
Aji manyun.

Yah.. bukan tanpa alasan dia terus menerus menyanyikan lagu itu. Minggu kemarin tim basket putra-putri sama-sama meraih juara satu untuk pertama kalinya. Dan menurutnya itu adalah momen langka. Tapi sepertinya kedua temannya ini tidak terlalu peduli.

"Hoy! Lo bertiga mau main gak? Cewek-cewek udah tuh!"

Rei melirik lapangan dan ternyata para cewek sudah mulai pindah ke lapangan voli. Ketiga cowok IPA 2 itu menuju lapangan basket. Sebelum pembagian tim, Rei tidak sengaja melirik lantai dua dan menemukan cewek setinggi tiang listrik sedang saling jitak dengan seorang cowok di depan lab komputer. Dia terkekeh, "Dasar barbar.."

Rei dan yang lainnya mulai bermain dan mereka larut dalam permainan basket. Dia tidak satu tim dengan temannya itu dan sekarang dia sedang berusaha merebut bola dari Faris. Si bocah Arab ini tampak bersemangat.

"Beda euy udah punya cewek mah. Hahay.. mainnya semangat!"

Faris tertawa. Dia hendak mengoper bola ke Aji yang sudah ada di belakang Rei, "Tangkap, nyuk!" dia melemparnya dan.. hap! Si Kunyuk Aji berhasil menangkapnya dengan gaya keren. Rei berdecak dan mulai mengejar Aji.

Huaahh.. begitulah kehidupan tiga cowok itu sekarang. Pada kompak. Kompak main basket, kompak jadi juara, daaan.. kompak punya pacarr!! Haha.. yep! Faris sudah kembali balikan dengan Tania berkat bantuan Deryn. Sedangkan Aji dan Vira semakin tidak terpisahkan sejak turnamen selesai. Dan Rei.. yah dia masih bersama sang sekretaris OSIS yang mendesah alias Bianca.

Lama kemudian, mereka mulai kelelahan dan beristirahat di pinggir lapangan. Rei sedang menghabiskan air mineral milik Aji dengan kalem dan dia sama sekali tidak mempedulikan ratapan temannya yang kehausan. Si Aji monyong berat dan akhirnya merampok botol milik Faris dan menghabiskan airnya. Meskipun setelah itu dia harus rela dijitak si Arab ini.

Mereka bersandar ke tembok sambil berusaha mengatur napas. Mereka menoleh ketika melihat rombongan kelas sepuluh muncul di koridor dekat tangga yang cukup jauh. Aji dan Faris kompak nyengir begitu melihat pacar mereka. Dua cewek itu tersenyum. Dengan mata setengah terpejam, Rei melirik kelas sepuluh itu. Matanya menangkap Deryn. Dia terlihat tertawa-tawa dengan seorang cewek yang dirangkulnya. Dia tidak melirik ke lapangan sama sekali. Rei menghela napas dan bangkit berdiri.

Chemistry #2 The Little Swan (Deryn's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang