BAB 8

9.1K 475 9
                                    

BAB 8

Tangan itu melingkari pinggangnya dari belakang dengan lembut. Dagunya bertumpu di pundak Deryn sementara gadis itu bersandar di dadanya. Mereka menatap segerombolan angsa sedang berenang di danau dengan tenang.

"Kenapa kamu suka banget liat angsa berenang?"

Deryn sedikit melirik ke belakang dan tersenyum, "Mereka cantik.."

Dia ikut tersenyum dan mencium pipi gadis itu sambil berbisik, "Just like you.."

Deryn tersipu dan dia merasakan dekapan di pinggangnya menguat. Dia juga bergelung makin nyaman. Kakinya memainkan rerumputan yang terasa lembut di kakinya. Cukup lama mereka seperti itu sebelum kemudian Deryn menegakkan badannya dan berbalik menatap wajah tampan itu. Dia merengut lucu, "Kamu udah janji bakalan mainin piano buat aku.."

Dia mengulum senyum, "Gimana kalo aku lupa lagi?"

"Ah, bohong. Kamu masih bisaa.."

Dia terkekeh pelan, "Aku udah lama gak main lagi.."

"Ayo doong.." Deryn tersenyum manja, "Kita bisa duet nanti. Aku main biola, kamu main piano.."

Tangan laki-laki itu bergerak menyampirkan rambut panjangnya ke belakang telinganya. Dia tersenyum lebar, "Kedengarannya keren.."

"Tentu saja! Dan bakalan jadi keren banget!!"

"Haha.. Oke. Kita akan duet nanti.." ucapnya sambil membelai lembut pipi gadis itu. Dia tersenyum sayang dan mencium kening Deryn. Mata Deryn otomatis terpejam sekilas. Mereka lalu bertatapan dan tersenyum.

Deryn berkedip, "Janji ya?"

Dia hanya mengangguk. Gadis itu merengut tidak puas dan menarik bajunya, "Iih.. Reeii.. Janji dulu.."

Dia mulai menangkup wajah cantik itu dan menatapnya dalam. Matanya bersinar hangat dan dia tersenyum lembut, "Iya, aku janji.."

Deryn tersenyum puas. Wajah Rei perlahan mendekat dan seperti sudah menduganya, mata gadis itu juga perlahan terpejam. Dahi mereka bersatu dan pada detik selanjutnya, Rei sudah menciumnya.

♦♦♦

Mata Deryn terbuka dengan terkejut. Dia langsung melirik sekelilingnya dan mendesah lega karena ternyata dia masih di kamarnya. Matanya hinggap di gorden dan dia melotot begitu melihat cahaya sudah menyorot terang menembus kain itu. Ini sudah pagii?! Dia mengerjap-ngerjap dan mencoba mengumpulkan ingatannya dan dia tertegun seketika. Tanpa sadar, dia malah menyentuh bibirnya. Apa yang tadi itu mimpi? Wajahnya mulai memanas dan dia langsung terduduk sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Astaga.. Dia mimpi dicium Rei?! Itu konyol banget! Kenapa gue malah mimpi kayak gitu sih?! Rei gak mungkin nyium gue! Nggak mungkin!

Deryn menepuk-nepuk kedua pipinya, mencoba mengembalikan kewarasannya. Tapi mimpi itu terus berputar-putar di otaknya layaknya adegan film. Deryn tersentak ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Dia langsung mendongak dan menemukan Jeff mendelik padanya.

"Hey, jangan mentang-mentang libur sekolah lalu kau jadi Snow White! Bangun! Kau tahu ini jam berapa?!" omelnya. Alis Jeff terangkat melihat wajah adik sepupunya itu dan dia menyeringai, "Wajahmu merah sekali, kau memimpikan cowok itu?"

Deryn langsung melotot, "Tidak!"

"Hahaa.. kau memimpikannya! Astaga.. aku benar-benar akan kenalan dengan cowok itu.." ucapnya geli, "Cepat bangun, cewek pemalas!" dan dia kembali menutup pintu. Tapi Deryn masih mendengarnya tertawa geli.

Cewek itu mengerang sebelum kemudian dia menutup wajahnya lagi. "Aduuuhh.. mimpi apaan sih?! Gak masuk akal banget!" rutuknya,"Kenapa harus Rei!? Kenapa nggak Zayn Malik aja sekalian!"

Chemistry #2 The Little Swan (Deryn's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang