BAB 17
Deryn menekan tombol lantai sembilan dengan tidak sabar. Dia deg-degan panik tidak karuan. Dia bahkan masih mengenakan kemeja kantornya. Dia hanya mengganti roknya dengan celana jins hitam secepat kilat begitu sampai di rumah. Hari sudah mulai malam dan dia nekat nyalip-nyalip kendaraan dengan ninja putihnya. Dia mendadak kalut. Bahkan barusan saat di lobi, dia nyaris tidak peduli dengan semua orang yang menyapanya. Lift mulai melesat ke lantai atas. Dan dia harus menahan diri agar tidak menyumpah karena lift beberapa kali berhenti dan ada orang yang masuk dan keluar. Lift akhirnya terbuka di lantai 9.
Deryn berlari tergesa ke ruangan Reza. Begitu pintu kaca tertutup otomatis setelah dia masuk, dia menemukan pemandangan paling langka yang pernah dia lihat. Reza terduduk lemas dengan wajah pucat pasi seakan baru melihat setan. Firasat buruk Deryn makin menjadi-jadi. Reza adalah orang yang selalu semangat. Jika dia saja seperti ini, keadaan pasti sudah jauh lebih buruk. Deryn menghampirinya dengan penuh antisipasi.
"Ada apa?" tanyanya tegang.
Reza menatapnya frustrasi. Tanpa kata dia mendorong sebuah kartu memori kecil di atas meja dengan telunjuknya, "Aku sangat beruntung menemukan ini.." ucapnya pelan, "Dan sangat sial.."
Deryn mengambilnya, "Apa ini?"
"Sesuatu yang besar di dalam sesuatu yang kecil." gumamnya frustrasi, "Buka aja.." dia mengerang, "Aku gak tahan ngeliatnya.."
Deryn berjalan menuju komputer sambil membawa memori kecil itu. Memasukkanya ke card reader dan menunggu dengan tegang. Di dalamnya terdapat banyak file dan dokumen. Deryn membuka salah satu dokumen dan tercengang hebat. Wajahnya nyaris seputih kemejanya. Ini adalah profil lengkap Pak Bryan.
"Masih ada tiga lagi.." ucapnya tanpa melihat Deryn. Dia kedengaran tak berdaya, "Aku benci tukang sapu sialan itu.." rutuknya.
Detik-detik selanjutnya Deryn merasa sedang berjalan di atas paku.. Dia membelalak lebar saat membuka satu dokumen. Deryn menutup mulutnya dengan tangan saking shocknya. Ini adalah profil lengkap..
"Faris.." dia tercekat. Bibir bawahnya mulai bergetar, "Tidak mungkin.." dia menguatkan hati untuk membuka dua lagi. Dan kali ini dia agak mengernyit saat melihat foto seorang pria Arab tampan. Dia melirik nama pria itu dan makin tidak karuan. Dr. Omar Faisal. Astaga! Papanya Faris! Deryn merasa ada badai yang berputar di dalam perutnya dan membuatnya mual hebat. Tinggal satu lagi. Deryn benar-benar sudah lemas. Dia menekan tombol enter dan.. Dia merasa ada seseorang yang menamparnya dengan lembaran besi panas.
"No way.." suaranya tercekik. Dia tidak mempercayai apa yang dillihatnya.
"Yah.." gumam Reza lemah.
Deryn langsung berdiri dan menghampiri pria itu. Dia mengerti kenapa Reza begitu lemas.
"Itu tidak mungkin.." suara Deryn terdengar parau, "Reza.. itu gila.."
Reza hanya mendesah, "Memang gila.."
"Dokumen itu pasti salah.."
"Tidak. Aku melihat si Leana menyerahkan kartu itu ke si tukang nyapu. Sebelum kemudian si tukang nyapu tidak sengaja menjatuhkannya ke tempat sampah.." pria itu menelan ludah, "Dia memang mengincarku, Deryn.."
Deryn mengusap wajahnya frustrasi, "Untuk apa dia mengincar kalian?"
Reza hanya menggeleng lemah. Tapi tiba-tiba dia terkesiap, "Rekamannya!"
"Apa?"
Reza malah berdiri dan menuju komputer. Dia mengotak-atik keyboard dengan gerakan super cepat. Deryn memperhatikan tangannya dengan takjub. Ya ampun.. petugas administrasi bakalan iri dibuatnya.
"Apa dia mengincar rekaman?"
"Bukan!" Reza membeku begitu sederet file video muncul di monitor.
"Wow.. Apa itu?" Deryn menelitinya, "Tadi nggak ada.."
"Aku berhasil meretasnya dari folder yang dikunci.."
"Gimana kamu tahu ada rekaman?"
"Aku pernah melihat kamera micro di meja Leana yang langsung mengarah ke sofa. Dia pasti merekam apapun yang terjadi di sofa.." dia memutar salah satu video. Dan benar saja, itu adalah sofa ruang guru. Ada Faris dan Pak Bryan lagi ngobrol. Deryn melotot. Reza bergantian membuka file yang lainnya.
"Mereka terus mengoceh tentang obat.." gumam Deryn.
"Karena itulah yang dia incar!"
"Apa?" Deryn langsung menatapnya kaget.
"Obat!"
Deryn tertegun, "Obat yang mereka buat.."
"Exactly.."
"Kita harus memperingatkan mereka!"
"Jangan! Itu akan membuat mereka panik. Kita harus melindungi mereka. Yang satu itu teman kamu, kan? Awasi dia. Aku akan mengawasi Mr. Bryan.." dia menelan ludah, "Dan aku sendiri.."
"Bagaimana dengan dokter itu?"
"Kita akan minta bantuan Max.."
Deryn mengangguk. Dia benar-benar geram dengan Leana. Wanita sialan itu benar-benar ingin mati!
KAMU SEDANG MEMBACA
Chemistry #2 The Little Swan (Deryn's Story)
Teen FictionVERSI REVISI COMPLETED Tidak ada yang lebih sulit daripada harus menjadi beberapa kepribadian yang berbeda di setiap tempatnya. Deryn adalah seorang Pelajar cantik, atlet basket, pengurus butik, dan... agen rahasia. Menjadi agen membuatnya harus be...