Bab 22

9.7K 520 15
                                    

BAB 22

Hari demi hari sudah berlalu. Deryn sudah  kembali ke sekolah. Dia bahkan sudah kembali bermain basket. Dia dan Rei semakin tidak terpisahkan. Deryn semakin merasa dekat dan terbuka dengan pacarnya. Dia cukup lega Rei bisa menerima profesinya sebagai orang OSF dengan baik. Deryn merasa ikatan yang tidak terlihat diantara mereka semakin kuat. Apalagi setelah melewati situasi antara hidup-mati bersama-sama.
Persahabatan Deryn dengan yang lainnya juga semakin kuat setelah mereka saling terbuka. Mereka berjanji tidak ada yang boleh memendam masalah sendiri seperti yang dilakukan Faris. Deryn belum pernah merasa sebahagia ini dalam hidupnya. Apalagi dengan adanya Rei. Deryn sudah berani main ke rumah Rei begitu juga sebaliknya. Deryn jadi akrab dengan orang tuanya Rei. Apalagi kelularga mereka jadi sering bertemu karena persiapan pernikahan Jeff dan Larissa.
Kadang-kadang Rei dan Deryn juga suka membantu. Pernah suatu kali Larissa sedang mencoba gaun pengantinnya yang dirancang langsung oleh mamanya Rei. Dia sedang asik memperhatikan bayangannya di cermin. Di belakangnya, Rei dan Deryn memperhatikannya dengan kagum. Larissa melihat tatapan mereka melalui cermin dan berdehem, "Mbak Karina, kenapa nggak bikin gaun satu lagi?"
"Kenapa? Ini juga udah bagus.." katanya heran.
"Ekhm.. Buat Deryn nanti.." Larissa mengulum senyum.
Rei dan Deryn langsung berpandangan. Tanpa diduga, Rei tersenyum, "Boleh juga tuh, Ma.."
Deryn langsung menendang betisnya. tapi pipinya merona malu.
Larissa tertawa, "Kok malah Rei yang ngebet sih?"
Mamanya Rei hanya tersenyum. Oh.. Dia tidak akan menolak jika seandainya Deryn benar-benar jadi menantunya. Dia sudah menyukai gadis itu sejak malam fashion show. Dia senang Rei tidak sembarangan pilih pasangan.
Hari ini adalah hari kamis. Tepat lima hari setelah kepulangan Deryn dari rumah sakit. Tapi tidak ada tanda-tanda bekas orang sakit pada diri Deryn karena saat ini dia tengah main basket dengan lincahnya. Rei sedang duduk di pinggiran sambil beristirahat dan menonton Deryn bermain. Hm.. gadis itu tidak pernah berhenti membuatnya terpesona. Seulas senyum kecil bermain di bibirnya. Ya ampun.. Rei baru merasakan rasa bahagia yang sesungguhnya. Waktu masih berpacaran dengan Bianca dia tidak pernah merasa seperti ini.
Rei meneguk minumannya. Matanya tidak lepas dari Deryn. Rei senang hubungan mereka mengalami banyak kemajuan. Deryn sudah terbuka dengan identitasnya. Meskipun ternyata identitasnya cukup ekstrim. Seorang agen intelejen junior, man! Gila. Tapi Rei kagum dan bangga. Walaupun Deryn sudah terbuka dengan beberapa hal, dia masih belum menjawab pertanyaan Rei. Rei sebetulnya sudah sangat gatal ingin bertanya. Tapi dia juga mengerti Deryn pasti butuh waktu. Itu pasti berat utuknya. dan dia akan menunggu. Kapanpun Deryn siap.
Rei tersenyum begitu melihat Deryn menghampirinya dan duduk di sebelahnya. dia terengah,"Susan Storm butuh air.." ucapnya.
Rei terkikik dan menyodorkan botol padanya. Deryn meminumnya dengan rakus. Cowok itu memperhatikannya dengan geli. Deryn meringis malu saat botolnya kosong, "Hehe.. Sori, Bos.."
Rei berdecak. Tapi dia oke-oke saja. Mereka mengobrol pelan. Cukup lama.
"Hari Minggu nanti kamu gak kemana-mana?" tanya Rei.
"Umm.. nggak. Ada apa?"
Rei menyeringai, "Mau ikut ke villa aku?" dia menyebutkan nama daerah yang dekat ke pegunungan.
"Mau ngapain?" tanyanya bingung.
"Oh, aku udah lama menantikan ini, Yang. Soalnya di sana lagi.." dia menarik napas menahan euforianya, "Di sana lagi panen stroberi.."
Deryn mendadak menelan ludah. Stroberi? Oh my.."Apa aku boleh makan stroberi di sana?"
"Untuk itulah kita ke sana, Nona Angsa.." Rei mengangkat sebelah alisnya dengan mengoda, "Ikut gak?"
Deryn sukses menjerit tertahan,"Oh my God! Aku ikut! Positif ikut!"
Rei tertawa. Tiba-tiba Deryn menerjangnya dan memeluk lehernya dengan erat, "Aaa.. Thank you, Rei!"
Rei hanya tersenyum. Dia mendadak tertegun begitu tiba-tiba Deryn mencium pipinya dengan gemas dan berbisik, "I love you.." lalu Deryn mengangkat kepalanya. Mereka bertatapan. Deryn nyengir seksi, "Tapi sori ya, aku lebih mencintai stroberi kamu.." godanya. Dia mencium pipi Rei lagi sebelum kemudian ngibrit ke lapangan lagi. Meninggalkan Rei yang melongo. Sedetik kemudian cowok itu terkekeh, "I love you too.." gumamnya, "Dan seluruh stroberi yang ada di dunia.."

Chemistry #2 The Little Swan (Deryn's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang