Bab 5

9K 564 13
                                    

BAB 5

"Lo becandaa.." Deryn melotot serem.

"Gue serius.." ucapnya kalem.

Cewek itu makin melotot, "Gimana kalo itu cuma temennya?!"

"Astaga, lu susah banget dibilangin. Ikut gue.." dan untuk yang ketiga kalinya, Deryn diseret lagi.

Rei malah membawanya ke mall lantai dua dan mereka berhenti di depan sebuah butik yang tutup. Di sana ada sebuah kursi yang panjang. Rei duduk di sana dan mau tidak mau Deryn mengikutinya.

"Lo kenapa sih nyeret-nyeret gue?!"

"Diem.."

Banyak orang yang berlalu lalang di depan mereka. Tapi Rei tidak mempedulikan mereka. Dia menghela napas lega dan menatap Deryn penuh terima kasih, "Thanks banget lo udah mergokin dia. Lo gak tau berapa lama gue nungguin ini.. Ffiuh.."

Cewek itu melongo bego. Makasih karena udah mergokin pacarnya selingkuh? Well, Rei adalah orang pertama yang mengatakan hal seperti itu padanya. Deryn mengernyit, "Lo ngomong apaan?"

"Ugh, kadang-kadang lo bisa telmi minta ampun.." erangnya.

"Heh, gue beneran gak ngerti!" dia melotot lagi.

Rei menatapnya beberapa lama dan mendesah, "Astaga, gue gak percaya gue ngelakuin ini.." dan akhirnya dia malah curhat. Semua masalahnya dengan Bianca. Hubungan mereka yang sudah retak sejak lama karena ternyata Bianca seorang playgirl dan selalu menggunakan kecantikannya untuk menggaet cowok. Dia yang notabene adalah cowok baik-baik, jelas sangat tidak terima dipermainkan seperti itu.

Setelah mendengar semua itu, Deryn benar-benar hening. Dia tampaknya masih tidak percaya mereka membicarakan hal seperti ini dan Rei curhat tentang pacar padanya! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya karena biasanya mereka selalu menghindari topik percintaan. Butuh sedikit waktu untuk mencerna semuanya karena untuk urusan seperti ini, Deryn benar-benar awam.

"Jadi, yang tadi itu selingkuhannya?" tanyanya bego.

Rei melotot, "Masih nanya juga lo!"

Digertak begitu, wajahnya malah semakin innocent, "Kalau lo udah lama tau kalo dia itu player, kenapa baru diputusin tadi? Kenapa gak dari dulu?"

Rei menarik napas dan dia mengerang di dalam hati. Kenapa ni cewek gak ngerti juga?! Cowok itu mendesah, "Kalo dari dulu, gue gak punya bukti. Kalo tadi kan buktinya jelas banget, jadi langsung aja.."

Deryn berkedip polos, "Lo gak galau?"

Rei tersenyum setengah hati, "Oh, gue galau.." GALAU KARENA DARI TADI GUE NGOMONG DAN LO GAK NGERTI JUGAA! ARRGH!!

"Oya? Wajah lo keliatan biasa aja.."

Rei sangat tergoda untuk mengamuk, tapi dia menahannya dan dia malah tersenyum manis, "Lo mau gue nangis bombay sambil guling-guling?" tanyanya imut.

"Ya jangan lah. Entar kalau lo begitu di sini, yang malu kan gue juga.."

Bahu cowok itu terkulai. Terseraah! Dia menarik napas dalam. Tahan, Rei. Tahan..

"Deryn.." ucapnya sabar, "daripada kita nongkrong di sini dan gue ngomong lebih jauh sedangkan lo gak ngerti juga, gimana kalo kita jalan-jalan aja? Mall ini kan gede banget. Lo mau?"

"Hm, bentar, kalo udah putus sebenernya lo kan gak perlu repot-repot beli gelang buat hadiah ultahnya, kan?"

Rei mengernyit, "Ultah siapa?"

"Cewek lo? Eh, mantan lo?"

Cowok itu langsung melotot berang, "Kata siapa gelang ini buat mantan gue?!"

Chemistry #2 The Little Swan (Deryn's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang