RLS | 27

254 28 15
                                    

Mobil bugati hitam terus memacu kecepatannya di atas rata-rata dan di ikuti 6 mobil lainnya di belakangnya dengan kecepatan yang sama pula.

Max yang sedari tadi di kursi kemudi mencengkram kuat stirnya. Fokusnya pun terbagi antara jalanan dan 2 bidadari cantiknya yang kini tak ia tahu bagaimana keadaannya. Dalam hati ia terus menyumpah serapahi sang pelaku penculikan dan ia bersumpah tidak akan memberi ampun padanya.

Bugati hitam metalik itu berhenti di tengah-tengah hutan tepat di samping mobil orang-orang suruhannya. Dengan aura mencekamnya ia keluar dari mobil di ikuti oleh Alex yang sedari tadi di sampingnya. Pria itu bisa merasakan aura gelap terpancar jelas dari bos sekaligus sahabatnya itu. Di susul Kenan dan Roy beserta isi dari 5 mobil lainnya yang merupakan anak buah dari Daniel.

Sementara orang-orang Max sudah stay di lokasi menunggu perintah dari atasannya itu. Mereka pun menunduk takdzim pada atasannya, dengan segera Ryan mendekati bosnya dan memberi informasi yang baru saja ia ketahui.

"Ada 2 pelaku utama yang menculik nyonya dan nona muda tuan. Sang pria tidak bisa kami ketahui identitasnya karena menggunakan topeng sementara si wanita yang kami ketahui adalah Aleta, wanita yang pernah anda asingkan tuan."

Mata Max semakin menggelap, rahangnya mengeras dan kedua tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

"Kita masuk sekarang! Saya tidak peduli apapun yang terjadi selamatkan istri dan anak saya dan lenyapkan wanita iblis itu!" Ujar Max penuh penekanan.

"Dan kau Ryan suruh salah satu orang mu untuk menunggu orang-orang ku yang sedang menyusul kita disini." Timpal Kenan.

"Baik tuan, 2 orang akan menunggu mereka disini. Dan 10 orang berjaga di luar, sisanya kami akan mengikuti anda untuk melindungi anda semuanya. Karena kami akan mengepung rumah tua itu dari berbagai sudut untuk melumpuhkan orang-orang mereka."

"Bagus. Kita mulai sekarang." Titah Max.

Max melangkah paling depan di ikuti Kenan, Roy, dan Alex tepat di belakangnya. Di susul Ryan beserta anggotanya sebelum menyebar tepat 5 meter dari bangunan tua itu.

Ryan beserta anggotanya menyerang terlebih dahulu membiarkan Max beserta sahabatnya masuk terlebih dahulu supaya lebih cepat menemukan Rachel dan anaknya.

Perkelahian tentu tak bisa di hindari. Kenan, Roy dan Alex telah mengambil bagiannya masing-masing di ikuti orang-orang yang baru masuk untuk membantu mereka. Sementara Max terus melanjutkan langkahnya mencari keberadaan istri dan anaknya.

Beruntung bangunan itu hanya satu lantai namun karena luas ia harus membuka setiap pintu ruangan untuk mencari keberadaan istri dan putri kecilnya. Ia bersumpah akan melenyapkan wanita gila itu beserta pria yang belum ia ketahui identitasnya itu.

"JANGAN ALETA!! GUE MOHON JANGAN!!!"

Langkahnya terhenti saat mendengar suara raungan dari wanita yang sangat ia kenali itu. Dengan langkah lebarnya ia berlari mendekati ruangan yang tak jauh darinya itu.

"LO GAK BISA HENTIIN GUE RACHEL!! GAK BISA!!! HAHAAA."

Rahangnya semakin mengeras mendengar suara itu. Suara yang ia bersumpah tak akan membiarkan pemiliknya masih bernafas lagi saat matahari terbit besok. Apapun yang dia lakukan dia akan membayar semuanya, ia bersumpah itu. Sekalipun ia harus menjadi seorang pembunuh saat ini.

Ia pun memukul dan menghabisi beberapa orang yang menjaga di depan pintu ruangan itu dengan membabi buta. Hingga beberapa orang teman mereka pun berdatangan ikut membantu mereka yang sudah tak berdaya, mereka semakin banyak namun itu membuat api di dalam jiwanya berkorbar dan bernafsu untuk membantai semua musuh di depannya.

Rᴀᴄʜᴇʟ's Lᴀsᴛ Sᴛᴏʀʏ (#SFS2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang