RLS | 02

871 58 32
                                    

Pagi kembali menyingsing dengan menampakan kilauan sinar matahari yang mencoba menerobos masuk melewati cela jendela mengusik kedua insan yang masih terlelap bersama pelukan mereka.

Merasa terusik, Rachel membuka matanya perlahan dan di tatapnya wajah yang selama ini memberi euforia di dalam kisah asmaranya. Semburat merah muncul di permukaan pipi putihnya mengingat apa yang terjadi tadi malam. Harta yang selama ini ia jaga telah ia serahkan kepada pemiliknya.

"Aku tau, aku tampan. Gak usah di lihatin terus! Ketampananku cuma milik kamu." Ujar Max yang masih memejamkan matanya.

Pipi Rachel semakin memanas di buatnya. Dia pun langsung membalikan tubuhnya memunggungi Max yang justru membuat pria itu semakin mengeratkan pelukannya dari belakang seraya membenamkan wajahnya di ceruk sang istri.

"Makasih." Gumam Max.

Membuat Rachel kembali membalikan tubuhnya dan menatap lekat suami tampannya. "Untuk?"

"Semuanya! Termasuk tadi malam." Bisiknya menggoda.

Tak tahan dengan itu semua membuat rona di wajah cantiknya semakin memerah seperti kepiting rebus. Tentu itu tak luput dari suaminya membuat pria itu tak tahan untuk tidak mencubitnya gemas dan menghujami wajah cantik itu dengan ciumannya.

Merasa kesal sekaligus malu, wanita cantik itu hanya bisa memukul dada sang suami kemudian di tutupnya wajahnya dengan kedua telapak tangannya membuat Max semakin gemas di buatnya.

"Kenapa di tutup hmm?"  Goda Max.

"Tau ah!" Rajuk sang istri.

"Gak usah di tutupi kali wajahnya! Lagian aku udah lihat semuanya bahkan setiap jengkalnya." Bisiknya menggoda.

"MAX!!!" Pekik Rachel seraya memukuli Max dengan bantalnya.

Tawa Max pun pecah dan membiarkan tubuhnya terus menjadi sasaran empuk kekesalan istrinya karena ulah kejahilannya.

Tawa Max pun pecah dan membiarkan tubuhnya terus menjadi sasaran empuk kekesalan istrinya karena ulah kejahilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang indah untuk kedua pasutri muda tersebut. Dengan senyum dan tawa di antara keduanya. Merasa lelah, Rachel pun melemparkan bantalnya ke sembarang arah dan di singkapnya selimut tebal itu saat dia akan menuruni ranjangnya. Namun semua itu terhenti saat Max kembali menariknya dan

Cup

"Morning kiss." Bisik pria itu setelah melepaskan ciumannya dan di usap lembut bibir mungil istrinya.

••••

Setelah menghabiskan satu minggu di Paris, kini mereka kembali menapakan kakinya di New York untuk melanjutkan aktivitas mereka yang tertunda. Dan satu bulan sudah keduanya menjalani rutinitas seperti biasanya. Rachel dengan perkerjaannya dan Max dengan perkuliahannya dan urusan kantor orang tuanya.

"Yang ..."

"Hmm."

"Kalo nanti kita menetap di London gimana?" Tanya Max pelan.

Rᴀᴄʜᴇʟ's Lᴀsᴛ Sᴛᴏʀʏ (#SFS2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang