RLS | 28

289 30 1
                                    

Happy ied mubarok guys 🐐🐂

Siap menuju ending? Dan kabar bahagianya happy ending dong! Seneng gak? Kalo gak gw buat sad ending aja lah😭

Jangan lupa Vote dan ramein sama komenan kalian ya!

Enjoy and happy reading💕


Pintu terbuka perlahan, tampaklah wanita paruh baya dengan menggendong bayi mungil menatap sendu sang anaknya yang masih setia menutup matanya sementara di sampingnya ada sang menantu yang seolah tak pernah beranjak dari tempat duduknya.

Perlahan ia mendekat dan di ciumnya kening sang putri lama, hingga tak sadar air matanya kembali luruh hingga mengenai wajah cantik putrinya.

"Kenapa penderitaan selalu mengejarmu nak, maaf mama tak pernah bisa menjadi ibu yang baik untukmu selama ini."

Setelahnya ia menatap sendu sang cucu yang masih anteng dalam gendongannya hingga perlahan ia meletakan cucunya di samping sang ibu, dengan harapan putrinya yang sudah 3 hari menutup matanya itu mau membuka matanya karena merasakan kehadiran putranya.

Suara lenguhan terdengar jelas di telinganya dari sang menantu yang kini mengerjapkan matanya pelan.

"Mama?"

"Maaf, ganggu ya?"

Pria itu menggeleng pelan. "Enggak, mama ngapain?"

Wanita itu memberi isyarat untuk melihat brangkar hingga mata Max membulat sempurna.

"Ayas?"

"Mama cuma coba aja barangkali kehadiran putranya buat Rachel bisa kembali membuka matanya."

Max tersenyum sendu, di usapnya kepala sang putra yang kini terlihat tengah memeluk sang mema bahkan tangannya pun ikut meraba mencari sumber kehidupannya yang beberapa hari ini tak ia rasakan, seolah magnet yang menariknya.

Di kecupnya pelan puncak kepala putranya. "Ayas kangen mema ya?"

"Coba Ayas bangunin mema sayang, dari kemarin mema gak mau bangun gara-gara ngambek sama baba kelamaan di kantor." Kekeh Max dengan tertawa miris. Padahal bukan seperti itu kenyataannya.

"Mama tinggal keluar ya, nanti kamu bisa anterin Ayas ke mama. Mama nunggu di luar."

Max hanya mengangguk pelan sebelum wanita paruh baya itu keluar meninggalkan mereka.

Perlahan ia mengulurkan tangannya mengusap lembut pipi pucat itu sebelum mengecup lama kening sang istri.

"Lihat sayang bukan cuma aku yang kangen kamu. Ayas juga kangen kamu, terlebih Ara yang udah nunggu kita di NICU. Semua orang juga nunggu kamu di luar, kami selalu berharap kamu segera membuka mata sayang."

Setelahnya ia menggendong putranya yang sudah 3 hari ini tak ia gendong karena terlalu sibuk dan fokus hanya pada satu titik yaitu Rachel, istri cantiknya.

Di kecupnya seluruh wajah sang putra sebelum ia memeluk lembut tubuh mungil yang ia rindukan aroma tubuhnya. Entah setelah kelahiran si kembar, aroma kedua bayi itu menjadi aroma favoritnya setelah aroma cherry bloosom milik istrinya.

Perlahan ia menuntun tangan mungil anaknya untuk memegang jari lentik istrinya hingga tangan mungil itu menggenggam erat tangan sang ibu dan di ikuti Max memegang tangan keduanya.

"Cepat bangun sayang, kami merindukanmu."

Bayi mungil itu kini kembali terlelap dengan tangan yang masih menggenggam erat jari telunjuk ibunya membuat Max terkekeh sendu.

Rᴀᴄʜᴇʟ's Lᴀsᴛ Sᴛᴏʀʏ (#SFS2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang