"Rachel?!!"
Perlahan wanita berambut panjang itu menoleh, sedikit terkejut dan menelan salivanya kasar menatap sosok paruh baya yang kini tengah tersenyum sendu padanya membuatnya ikut tersenyum tipis.
Ia tau suatu saat pasti ada yang akan menemukannya, terlebih disini banyak keluarga dan teman Max yang berkeliaran disini. Namun ia tak menyangka akan secepat ini ia di temukan meski bukan Max tapi tetap saja sudah ada yang menemukannya, cepat atau lambat Max pasti akan menyusulnya juga. Bahkan belum sampai 2 minggu ia meninggalkan New York, mau tak mau ia mendekati sosok itu dan ia langsung di terjang oleh wanita paruh baya itu tak memperdulikan bajunya yang sedikit basah karena beliau yang reflek melepaskan payungnya demi bisa memeluk sang menantunya itu.
Ya, sosok itu adalah mama mertuanya yang kini tengah menangis tersedu-sedu di pelukannya. Dan Rachel hanya bisa mengusap punggung yang tengah bergetar itu dengan satu tangannya yang bebas, seraya membawanya ke resto N cafe yang kebetulan tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Duduk dulu mah." Titah Rachel seraya menuntun sang mertua.
Rina hanya menurut dan masih menangis seraya memeluk sang menantu. Hingga salah satu pelayan mendatangi meja mereka.
"Mamah mau pesen apa?" Tanya Rachel lembut namun di jawabi gelengan pelan dari wanita paruh baya itu.
Rachel pun hanya mengangguk, mengerti jika sang mertua belum bisa mengeluarkan suaranya untuk saat ini.
"Coklat panas 2 sama air putihnya 1, ya mbak." Ujar Rachel pada sang pelayan yang tengah menuliskan pesanannya.
"Ada yang lain?"
Rachel hanya menggelengkan kepalanya yang segera di angguki sang pelayan seraya menyebutkan pesanan sebelum beranjak pergi.
Setelah kepergian sang pelayan, Rachel kembali mendengar suara isakan yang tertahan membuatnya menghela nafas panjangnya sebelum memeluk Rina dari samping.
"Mamah kenapa nangis? Ada yang nyakitin mamah? Coba bilang sama Rachel, biar nanti aku kasih dia peringatan." Ujar Rachel mengalihkan topik.
Ia tau pasti jika sang mertua pasti sudah mengetahui perihal keretakan rumah tangganya serta hilangnya dia dari New York dan mungkin sang mertua menangis karena merasa bersalah padanya karena kelakuan sang putra semata wayangnya, ya mungkin saja.
Wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya pelan seraya memegang tangan bebas Rachel yang tidak sedang merangkulnya. Dengan sorot penyesalan dan air mata yang masih terus menetes, wanita paruh baya itu menatap sendu sang menantu.
"Maaf ... maafkan anak mamah nak." Lirihnya dengan suara serak menahan tangis.
Hati wanita itu hancur mendengar kebejatan sang putra dengan pengakuannya langsung yang membuat sang menantu memilih pergi dan menghilang bak di telan bumi, beruntung kini ia bisa bertemu dengannya ia takut jika sampai tak bisa melihat menantu cantiknya lagi sebelum meminta maaf atas perilaku putra semata wayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rᴀᴄʜᴇʟ's Lᴀsᴛ Sᴛᴏʀʏ (#SFS2) [END]
Romance#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 2 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕽𝖔𝖒𝖆𝖓𝖈𝖊 ⚠️ 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐚𝐮𝐭𝐨𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 ⚠️ 𝐑𝐚𝐜𝐡𝐞𝐥 pikir setelah melewati banyak ujian hingga ia bisa sampai di titik ini, titik dimana ia kembali mendapatkan cintanya dan...