RLS  | 01

1.6K 65 36
                                    

Pagi kembali menyingsing sinarnya kembali menyelinap masuk melalui celah celah kecil membuat kedua pasutri muda itu terganggu karenanya. Emm tepatnya hanya sang istri. Perlahan Rachel mengerjapkan matanya dan menyesuaikan pencahayaan di sekitarnya.

Dan kini ia harus mulai terbiasa untuk pemandangan pagi setiap bangun tidur adalah melihat wajah tampan sang suami. Tanpa membangunkannya Rachel segera bergegas ke kamar mandi.

Hari ini mereka akan kembali mengadakan holiday berdua atau tepatnya honeymoon karena sempat tertunda karena kesibukan keduanya. Di liburan yang masih memasuki musim dingin ini Rachel meminta Max bulan madu ke Paris. Tak lama karena mengingat Max masih harus menyelesaikan kuliahnya terlebih Rachel yang sibuk dengan urusan kantornya.

Rachel memutar bola matanya malas melihat sang suami yang masih bergelimung dengan selimutnya.

"Max! Bangun!" Ujar Rachel seraya menggoyangkan tubuhnya.

"Hmm."

"Bangun cepet!! Satu jam lagi pesawat take off!!"

"Lima menit lagi." Gumamnya.

"Gak ada! Cepet bangun! Atau aku pergi sendiri!" Ancamnya.

"Hmmm."

"Fine!! Kalo gitu jangan salahkan aku kalo aku pergi sama cowok lain!"

Seketika Max terduduk dan melotot pada istrinya. "NO!!!"

"Apa?!!" Ketusnya seraya menatap Max tak kalah tajam.

Max menggelengkan kepalanya. "Gak! Ayo kita pergi!"

"No!!"

"Why darling?"

"Mandi dulu sana! Jorok tau!! Aku gak mau ya anak aku punya papah jorok!" Ketusnya

Max pun menyeringai dan menatap jail sang istri. "Mandiin .... " rengeknya.

Rachel pun bergidik ngeri kemudian melempar bantal tepat di depan wajah suaminya.

"Gak usah mesum!! Masih pagi!!"

"Jadi kalo udah siang boleh?" Tanya Max dengan menaik turunkan alisnya.

"Max!!!" Pekik Rachel.

Tawa Max pun pecah dan segera berlari ke arah kamar mandi sebelum istri cantiknya itu kembali mengamuk.

••••

Setelah perdebatan di pagi hari. Mereka pun bergegas menuju bandara dengan berlari menuju guednya, sepanjang perjalanan Rachel terus mengomel hingga akhirnya mereka bisa masuk pesawat tepat pada waktunya.

"Ini semua gara-gara kamu!" Cerca Rachel dengan nafas yang tersengal sengal.

"Iya aku salah. Maaf..."

Rachel tak menjawabnya, justru ia memalingkan wajahnya menatap awan melalui jendela di sampingnya.

"By..." Lirih Max dengan menggenggam erat tangan istrinya.

Masih terdiam, tak ada jawaban dan Rachel pun tak menolang genggaman suaminya.

"Sayang ... maaf ..." rengek Max dengan mengecup tangan Rachel berkali-kali.

"Dosa loh mendiamkan suami apalagi sampe malingin wajahnya." Bujuk Max lagi.

Rachel langsung menatapnya sendu dan memukul pelan bisep kekar sang suami. "Ngeselin!!"

Rᴀᴄʜᴇʟ's Lᴀsᴛ Sᴛᴏʀʏ (#SFS2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang