"Rachel ..."
Wanita itu masih terdiam di tempatnya menatap datar dua manusia berbeda gender itu di depannya.
Dengan berlari kecil, Max mendekati istrinya. Entah mengapa hatinya merasa tak karuan saat mendapati kehadiran sang istri beberapa menit tadi.
"By aku bisa jelasin semuanya, tadi itu gak seperti yang kamu lihat." Ujar Max seraya memegang erat kedua tangan istrinya.
Rachel masih terdiam di tempatnya menatap manik sang suami yang kini tengah menatapnya sendu. Tampak jelas manik itu memancarkan kecemasan dan ketakutan di dalamnya.
Merasa tak ada penolakan dari sang istri ia mengecup kedua tangan tersebut. "By trust me, tadi aku mau pulang tapi tiba-tiba dia ngehadang aku dan waktu aku mau pergi dia narik kerah aku dan nyium aku. Tapi langsung aku dorong kok, suer deh aku gak bohong sama kamu."
Pria itu terus memohon menatap sang istri yang masih tak bereaksi, sungguh ia takut jika sang istri marah dan berakhir meninggalkannya. Ah membayangkannya saja rasanya ia tak bisa. Hidup tanpa Rachel di dalamnya? Oh tentu saja tidak bisa!
Rachel miliknya dan tak akan ia biarkan pergi begitu saja. Terlebih saat menengok kebelakang bagaimana perjuangannya dulu? Meski ia sadar sering menyakiti wanitanya itu tapi sungguh ia tak akan pernah rela Rachel pergi dari hidupnya dan bahagia dengan pria lain! Hell! Itu tak akan ia biarkan terjadi!
Sementara wanita yang masih mempertahankan ekspresi datarnya itu tengah menahan tawanya mati-matian. Ia pun gemas menatap wajah sang suami yang tengah memohon seperti anak kecil yang ketahuan mengambil uang ibunya.
Tapi ia masih mengabaikan sang suami dan kini menatap perempuan yang berdiri tak jauh darinya. Ia melihat jelas jika perempuan itu tengah menyeringai padanya dan menatapnya remeh membuatnya menaikan satu alisnya dan kembali menunjukan seringaiannya pada perempuan tersebut.
"Jadi lo yang namanya Vio?" Tanya nya dengan nada rendah. Siapapun merinding mendengarnya tak terkecuali sang suami yang menatap takut padanya.
Perempuan itu pun mengangkat dagunya seraya melipat kedua tangannya dan memandang rendah wanita di depannya itu.
"Yes, i am."
"Gue pernah denger suara lo beberapa bulan yang lalu sebelum gue nikah. Dan karena lo gue berterima kasih sekarang gue bisa menjadi menantu di keluarga Stone. Kehadiran lo waktu itu mempercepat gue buat bersanding dengan satu-satunya keturunan keluarga Stone."
Wanita itu menyeringai saat melihat perempuan di depannya tengah menahan emosinya dengan wajah yang memerah dan mengepalkan kedua tangannya kuat.
"Lo gak pantes buat Max! Bahkan sampe sakarang lo belum bisa ngasih keturunan buat dia! Lo itu cacat! Lo gak pantas menjadi menantu keluarga Stone!!" Seru Vio lantang.
"VIONA!!!" Seru Max dengan suara menggelegar.
Rachel dengan cepat menahan suaminya hingga pria itu melunakan tatapannya pada sang istri. Namun sang istri menggelengkan kepalanya agar suaminya tak meluapkan emosinya disini.
"Terus siapa yang pantas jadi menantu keluarga Stone hm? Lo?" Kekeh Rachel dengan nada rendahnya.
"Perlu gue beberkan siapa lo sebenarnya hm?" Lanjut Rachel lagi.
Perempuan di seberang sana menelan salivanya kasar mendapat tatapan intimidasi dari lawannya itu.
"Gue? Kenapa sama gue? Gue keturunan keluarga terkaya ke 10 di asia!" Ujarnya angkuh.
Lagi, Rachel menunjukan seringaiannya. "Bukankah itu beberapa tahun yang lalu? Dan sekarang perusahaan keluarga lo tengah di ambang kehancuran, right?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rᴀᴄʜᴇʟ's Lᴀsᴛ Sᴛᴏʀʏ (#SFS2) [END]
Romance#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 2 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕽𝖔𝖒𝖆𝖓𝖈𝖊 ⚠️ 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐚𝐮𝐭𝐨𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 ⚠️ 𝐑𝐚𝐜𝐡𝐞𝐥 pikir setelah melewati banyak ujian hingga ia bisa sampai di titik ini, titik dimana ia kembali mendapatkan cintanya dan...