RLS | 08

374 43 25
                                    

Setelah acara kejutan yang di hadiahkan oleh sang istri, kini pria tampan itu masih berada di vila bersama sang sahabat dan keluarganya.

Iya keluarga. Ia pun sempat terkejut karena kehadiran sang papa dan mama yang ikut menyambutnya saat pertama kali ia membuka pintu vila itu.

Di ruangan yang cukup luas mereka berkumpul dengan berbagai makanan yang sudah di pesan oleh Rachel. Dan disinilah mereka bersama.

"Kok lo udah nyampe disini aja sih? Tadikan lo sama bini gue bareng di kampus?" Tanya Max pada sang ipar.

"Terbang gue! Ya kan gue pergi duluan bwambang!" Sarkas pria itu.

"Seneng gak dapat kejutan dari kita?" Tanya Roy yang duduk bersampingan dengan calon istrinya.

"Senenglah! Apalagi ada mamah sama papah. Btw kapan kalian nyampe?"

"Kemarin. Dan kita langsung nginep disini sesuai saran Rachel." Jawab sang papah.

"Jadi ini udah di rencanain jauh-jauh hari?"

"Gak juga sih. Kemarin ah gak tepatnya seminggu yang lalu Rachel ngabarin mamah."

"So, it's all cause of you?" Tanya Max yang menatap lurus sang istri.

Sementara wanita itu hanya tersenyum manis. "Seneng gak?"

Dengan cepat ia menarik sang istri dan mengecup puncak kepalanya berkali-kali. "Makasih. I love you by."

"Love you more."

Seolah dunia milik berdua, dengan tatapan lurus menyiratnya betapa keduanya bersyukur saling memiliki dan berbagi kasih setelah perjalanan panjang yang mereka lalui hingga mereka bisa berada di titik ini.

Semua pun ikut tersenyum menyaksikan keduanya. Hingga suara Roy mengalihkan atensi semua orang di ruangan itu.

"Ekhem."

"Nape lo?" Tanya Kenan yang masih mengusap perut yang mulai menonjol sang istri.

Bukannya menjawab ia malah menunjukan senyumannya membuat Kenan yang tak jauh darinya bergidik ngeri karenanya. Sementara sang pelaku memegang erat tangan mungil milik sang kekasih yang terasa dingin di genggamannya.

Setelahnya ia mengambil sesuati dari tas yang di bawa oleh Firly, kemudian menaruhnya di depan meja.

"Undangan buat kalian. Kita berharap kalian semua bisa datang di pesta kita."

Semua mata pun tertuju pada kertas undangan berwarna white-gold. Dan tentu sorak sorai dan kehebohan terjadi setelahnya.

"OMG!! Kalian mau nikah?! Serius? Gak prank kan?" Seru Kenan.

"Ck! Ya iyalah! Itu undangan pernikahan gue! Ya kali gue sunat lagi!"

"Bukannya lo belum sidang?" Tanya Max mengalihkan.

"Iya. Emang kenapa?"

"Kata lo gak mau nikah sebelum dia wisuda?" Tanya Rachel pada sahabatnya itu.

Sontak gadis itu pun meringis di buatnya. Gak mungkin kan dia menceritakan kronologisnya, kalo ia menerima lamaran Roy setelah pertengkaran kecil karena ia -Rachel- sahabatnya itu.

Seolah tau apa yang di fikirkan sang calon istri, dengan cepat Roy merangkul bahu sempit itu dan menunjukan senyumannya pada sahabat kecilnya sekaligus cinta pertamanya.

"Gue pelet dia kalo lo mau tau."

Dan semua pun terkekeh dengan jawaban Roy yang kurang masuk akal itu, meskipun mungkin saja sih tapi mereka yakin pria itu tak akan melakukan tidakan tercela itu.

Rᴀᴄʜᴇʟ's Lᴀsᴛ Sᴛᴏʀʏ (#SFS2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang