Perlahan intro terdengar. Semua begitu tenang menikmati alunan melodi yang mereka ciptakan. Sebagian orang juga sudah mulai merasakan detik-detik perpisahan yang mungkin kedepannya mereka belum tentu bisa bertemu lagi.
Reva sangat kenal dengan lagu ini, lagu dari boyband CJR yang berjudul Jika Bisa Memilih. Lirik yang sangat pas untuk momen perpisahan. Bagaimanapun pertemuannya pasti akan ada perpisahan yang harus kita relakan.
Memasuki bait pertama, suara Bayu terdengar begitu sopan.
Yang ku punya apakah selamanya?
Biar, biar waktu yang menjawabnya
Jika bisa aku untuk memilih
Ku ingin apa yang ada
Begini tuk selamanya
Dari kejauhan, Raka melihat jelas adiknya yang tengah asik merekam penampilan di depan dengan gurat bahagia. Ia tahu, fokus Reva pasti tertuju pada sepupunya. Tanpa sadar ia mengeraskan rahangnya dan tangannya mengepal kuat.
Di setiap cerita pasti ada akhirnya
Di setiap suka ada duka
Apapun yang kan terjadi
Ingat kita pernah berada di sini
Jangan pernah lupakan kita
Semua suka duka cerita bersama
Simpanlah di hati
Perpaduan ketukan drum yang dimainkan Gilang dan setiap petikan gitar yang dibawakan Willy begitu menyatu dengan suara Bayu saat ini, ditambah instrumen piano yang sudah diatur oleh panitia.
Suara Willy mulai mengiringi suara Bayu sebagai suara kedua. Serentak para wisudawan SMA Tranggana ikut bernyanyi dengan emosional.
Apapun yang kan terjadi
Ingat kita pernah berada di sini
Jangan pernah lupakan kita
Semua suka duka cerita bersama
Bersama, bersama, bersama
Semua suka duka cerita bersama
Simpanlah di hati
Sontak ketiganya dihadiahi tepuk tangan yang meriah dari teman-temannya. Ketiganya juga sempat berjejer membungkukan badan sebagai tanda terimakasih sebelum meninggalkan panggung.
"Gimana tadi suara gue?" Tiba-tiba Willy berbisik dari belakang Reva yang hendak mengambil minuman. Acara inti sudah selesai sejak beberapa menit lalu, namun semua siswa terlihat enggan pulang dan hal itu mereka manfaatkan untuk berswafoto.
"Bagus. Seperti biasanya."
"Weshh... Berarti sebenarnya selama ini lo suka suara gue dong? Kok baru bilang?"
"Apa sih, gak usah kepedean gitu deh."
"Willy." Itu Agnes, gadis yang beberapa minggu terakhir ini terang-terangan mendekati Willy. Cowok itu akui, hari ini Agnes terlihat lebih cantik dari biasanya dengan kebaya songket simple nan elegant berwarna soft blue.
"Gue minta maaf atas semua sikap gue ke lo akhir-akhir ini. Jujur gue udah ngecrushin lo dari setahun yang lalu. But, lo gak perlu khawatir karena setelah ini akan gue pastiin perasaan gue ke lo benar-benar usai."
"Ini buat lo." Gadis itu tersenyum lalu menyodorkan sebuket bunga matahari. "Makasih udah jadi temen gue walaupun kayaknya lo gak anggap gue sebagai temen. Happy Graduation, Willy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Answer! - [ END ]✔️
Teen FictionHanya cerita tentang hari-hari setelah kepergian mamah. Menjadi beban Raka yang kini menjadi penopang hidupnya. Berusaha berdamai dengan keadaan, bangkit tanpa penyanggah, senyum tanpa beban, dan melangkah tanpa dorongan. Iya, hanya kisah pahit ma...