-28-

34 36 2
                                    

"Karena gue rasa ini adalah hari terbaik buat lo, gue mau ajak lo jalan-jalan seharian. Pencapaian lo perlu dirayakan."

"Ada Kak Diva?" Raka menggeleng. "Cukup gue dan lo. Biar hari ini jadi hari kebersamaan kita berdua."

Raka mengusap lembut puncak kepala Reva dan melihat binar mata bahagia gadis di hadapannya itu.

"Jadi kita mau kemana dulu nih?"

"Sesuai rencana lo aja, kan lo yang ajak, hehe."

Akhirnya Raka memutuskan untuk berkunjung ke sebuah food court sebagai destinasi pertamanya.

Sepanjang jalan, Reva sibuk mengabadikan apa saja yang ingin ia potret. Awan yang bergumpal seperti kapas, langit yang cerah, jalanan yang padat, tentang pohon-pohon rindang yang tinggi, suasana damainya orang-orang yang berjalan di trotoar, dan juga sosok berarti di sampingnya.

"Hello, guys! Dan ini ada partner ribut gue yang lagi kesambet, AHAHA karena tiba-tiba berubah jadi baik banget sama gue."

"Awhh, jangan digituin nanti gue gak bisa napas," protes Reva saat hidungnya dicubit Raka.

"Biar tambah mancung."

Tawa Raka juga terekam kala itu.

Diam-diam Reva memotret Raka yang sibuk menyetir, lalu ia pajang di insta storynya.

With my sunshine (emot matahari)

***

"Sekarang bebas, pilih sesuka lo." Reva menatap kakaknya seperti minta keyakinan. "Of course, get what you want."

Dengan reflek Reva menarik Raka untuk mengikuti langkahnya yang berlari kecil, bahkan Raka yang tidak siap di tarik pun sangat terlihat jika tubuhnya terhuyung ke depan.

"Do you want ice cream?" Reva mengangguk antusias.

"Teh, es krim tiga rasanya dua ya." Lalu seorang wanita muda itu menggerus es krim vanila, coklat, dan stroberi dari wadah yang berbeda.

Sekarang, di tangan keduanya terisi satu cone dengan es krim tiga rasa yang berbeda.

"Enak gak?"

"Enak lah, kan gue yang pilihin tempatnya."

"Emang udah pernah kesini?"

Reva menggeleng, "Hehe, belum sih. Tapi menurut lo es krimnya enak gak, Bang?"

"Eum.. enak, manis kayak kamu."

Keduanya tertawa ringan berkat sebaris kalimat itu. Namun, berikutnya senyum Raka dibuat pudar.

"Es krim ini selalu menyimpan banyak kenangan gue sama Kavi. Dulu sebelum putus, Kavi selalu beliin gue es krim tiga rasa. Tapi, gak dalam satu cone gini. Dulu dia beliin gue yang model stik. Jadi, dia beliin gue tiga es krim tepatnya."

"Ouh, berarti lo beli ini karena lagi mau bernostalgia?" tanya Raka dengan kembali tersenyum.

"Nggak juga, emang lagi mau makan banyak es krim aja."

Selama gadis cantik di hadapannya tersenyum, ia juga akan tetap tersenyum. Ia tidak mau merusak momen yang sedang ia ciptakan hari ini.

"Lo lupa satu hal gak?"

Reva menoleh ke arah sang kakak dengan tatapan bingung. "Lupa apa?"

"Mimpi kecil lo dan gue."

"Ha?"

"Ha, Ho, Ha, Ho, udah lah, ikut gue aja."

Tidak ingin ambil pusing, ia mengikuti langkah Raka sembari menikmati sisa cone es krim di tangannya.

Answer! - [ END ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang