A/N
Utk semua yg lagi mengejar mimpi, semangat guyss‼️
Nnt kl capek istirahat dulu, baru lanjut lgi
Gmn hasilnya, skrng usaha dulu. Give your the best all‼️
Happy reading 🥂
***
"Udah dapat tempat les yang bagus?"
"Sama Kak Diva aja udah cukup."
"Diva udah mulai sibuk. Jadi, gak bisa intens ngajarinnya."
"Ya udah, belajar sama lo aja."
"Otak gue udah bukan buat suruh mikir kayak gitu lagi. Gue bagian cari duit, lo yang belajar sungguh-sungguh."
Reva melirik sekilas kakaknya itu dan kembali menatap layar ponsel.
"Dih? Gak jelas. Mau kemana lo?"
"Sekolah."
"Ngapain?"
"Lupa SMA Tranggana milik kita?"
Reva hanya mengangguk, mulutnya ber-oh ria tanpa suara. Tumben amat ngurus sekolah, cibirnya dalam hati.
"Mau titip apa?"
"Pecel lele langganan lo, yogurt, sama ciki yang banyak."
"Gak ada ciki-cikian, bego lo yang ada."
"Aish, menyebalkan! Kalau gak niat gak usah nawarin."
"Ya udah, gak jadi. Gue berangkat, jangan lupa beresin rumah."
"IHHH, RAKAA!" Gadis itu bangkit dari posisi tidurnya, mengejar Raka yang sudah ada di garasi. "Ya udah, cikinya gak usah. Tapi, gue ajak Willy ke rumah ya?"
"Sama Angel aja."
"Dia pulang kampung."
"Lo kira gue bego? Mana ada orang pulkam mendekati ujian sekolah."
Reva memasang wajah datarnya. Bagaimana bisa Raka mengetahui kebohongannya. Jujur, ia sangat bosan sendirian di rumah.
"Jangan lama-lama!"pintanya.
Mendengar itu Raka menaikan satu alisnya, lalu tersenyum jahil.
"Sun dulu dong."
***
Selama satu minggu ujian sekolah, Reva benar-benar berbaur dengar buku-buku yang sudah hidup bersamanya selama tiga tahun terakhir, sama seperti Raka tahun lalu.
Selama satu minggu itu juga ia berhasil tidak komunikasi dengan Kavi melalui apapun. Terakhir saat Kavi memberinya semangat dari ambang pintu kelas sebelum ujian dimulai dan ia balas menyemangati cowok itu dengan membawakan bekal mie gomak di jam istirahat.
Percakapan mereka kembali terbangun satu hari setelah ujian sekolah. Rooftop kembali menjadi saksi atas kerinduan yang memberontak dalam diri mereka.
"Makasih ya."
"Untuk?"
"Mie Gomaknya enak." Reva terkekeh, "Resep mamah lo itu."
"Jadi nyoba beasiswa keluar?"
"Jadi. Lo udah daftar? Pendaftarannya akan tutup satu hari lagi."
"Pulang sekolah gue daftar."
Tidak ada pertanyaan lebih lanjut perihal kampus yang mereka pilih. Mereka tidak mau jika ternyata semesta memberikan tamparan dengan kenyataan mereka tidak satu kampus dan berakhir semakin jauh alias asing seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Answer! - [ END ]✔️
Teen FictionHanya cerita tentang hari-hari setelah kepergian mamah. Menjadi beban Raka yang kini menjadi penopang hidupnya. Berusaha berdamai dengan keadaan, bangkit tanpa penyanggah, senyum tanpa beban, dan melangkah tanpa dorongan. Iya, hanya kisah pahit ma...