20. My Posessive Abian

12.8K 535 6
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

"Emmhhh... " Dibarengi dengan menguap. Perlahan lahan ia membuka matanya. Kembali menyipit mata saat masih terasa terang.

Ia meregangkan otot ototnya yang terasa kaku. Beberapa detik ia diam, setelah sadar sepenuhnya. Baru ia mencari seseorang, pemilik kamar bernuansa hitam abu abu.

Menyibakkan selimut pelan. Ia beranjak untuk mencari benda yang ia perlukan saat ini.

"Mana handphone gue?" gumamnya. Tak menemukan di meja belajar, nakas atau lainnya. Dilaci juga tidak ada. Ia ingat kalau sebelum tidur telah meletakan dimeja belajar itu. Tapi kenapa tidak ada?

Ia kembali mencari di berbagai tempat lainnya.

Pukk

I menepuk kening sendiri.

"Pasti handphone gue dibawa Bian?!" ucapnya yakin tak yakin. Tapi jika bukan kekasihnya memnag siapa lagi, kan?

Ifa langsung melirik jam pada dinding kamar ini. "Jam 4?" ucapnya.

Ternyata cukup lama juga ia tidur. Mengambil jepit rambut dilaci nakas, ia mengenakan itu.

Ceklek

Ceklek ceklek

Dahi putih itu membentuk lipatan lipatan kecil. Mengekspresikan raut wajah heran.

"Kok, nggak ke buka sih?" ucapnya menatap pintu berwarna coklat didepan.

Tok tok tok

"Abian! Bian? Kamu di luar denger nggak?" tanya Ifa sedikit keras.

"Bian?"

"Pintunya nggak bisa dibuka! Aku mau pulang." ucapnya, tapi tidak mendapatkan sahutan. Ifa yang tadinya heran kini menjadi cemas dengan yang dipikirannya.

Mencoba untuk membuka lagi, tapi benar benar tidak bisa. Dikunci, dirinya benar-benar dikurung dikamar.

"Aaarghhh!" jerit lelah Ifa. Ia duduk di sofa.

Dan ia teringat kalau Abian biasanya nyimpan kunci cadangan di laci nakas. Ifa berjalan cepat, ia membuka satu persatu laci.

Tapi tidak ada! "Apa dia juga bawa kunci cadangannya? Hah! Awas aja kalau udah balik!" ucapnya bersungut marah.

Sayup sayup ia mendengar suara dering ponsel. Ia tahu siapa pemilik ponsel itu. Ia lagi lagi mencari cari dimana sumber suara itu.

My honey 🍯is video calling....

Ifa segera menggeser ke tombol video berwarna biru. Dan, jelas sudah wajah Abian di layar ponsel.

"Udah bangun ternyata, good afternoon honey." sapanya tersenyum smirk.

Ifa mendengus samar,"Maksudnya ninggalin handphone sendiri terus handphone orang lain dibawa?"

"Orang lain siapa?" tanya Abian, sembari menarik beban di satu tangannya.

"Aku lah, siapa lagi." sewotnya.

"Kamu bukan orang lain, kamu punya ku."

"Aku nggak peduli. Sekarang aku minta sama kamu cepetan pulang, balikin handphone ku. Aku mau pulang!" cerocosnya.

"Nanti." Abian terlihat berpindah tempat. Cowok itu melakukan push up diatas matras.

My Possesive Abian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang