57. My Posessive Abian

7.4K 419 12
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

Ting

Send Picture

Aku bener-bener ada latihan, maaf ya :(

Ponsel Abian kembali berdenting, kemarahannya masih di ubun-ubun tangannya bergerak cepat meraihnya. Ifa mengirimkan foto jadwal latihan ekskul di grup volly tersebut.

Abian sendiri tidak tahu harus membalas dengan apa. Matanya hanya menatap saja. Ia menyibak selimut tebal sedikit kasar lantas menapaki lantai. Ia mengambil remote control pada gorden kamarnya agar terbuka. Setelah menekannya dan gorden tersebut bergerak pelan menyingkir, silau paparan matahari menambah penerangan kamar berdominan hitam itu.

"Hall--"

"Aku butuh kamu, aku lagi sakit, Honey." potong Abian cepat, perkataannya terdengar tegas namun melirih di akhir, menandakan sarat akan kecewa.

"Tapi aku ekskul, Bi." ucap Ifa sekenanya. Untung jam pulangnya 15 menit lebih cepat dari biasanya. Hal itu membuat dirinya bisa berbagi balasan dengan Abian.

"Apa salahnya absen sekali, Fa? Itu cuma latihan, bukan kompetisi." jelasnya melembut. Tangannya menumpu pada kasur.

"Selama ini aku nggak pernah minta hari ekskul kamu buat aku, tapi kali ini, aku minta kamu absen. Aku sendiri bakal ngomong sama gurunya," ujar Abian.

"Kamu kok tiba-tiba sakit, katanya tadi pagi ke kantor?" tanya Ifa kebingungan.

Lelaki tampan itu menelan ludahnya sendiri begitu pelan. Ia membasahi bibirnya yang kering sekilas. "Bohong, aku lagi nggak baik-baik aja, aku pikir kamu nggak perlu tahu aku sakit, tapi aku salah."

"Ngerasa salah?" singgung Ifa pada kekasihnya.

Lelaki itu mengangguk,"Iya, salah."

"Aku pikir kamu bakal terus egois, bakal terus berlaga sempurna, nggak butuh bantuan." lugasnya.

"Maafin aku, Honey. Aku cuma nggak mau kamu khawatir."

"Dan aku nggak khawatir." sela Ifa.

Deg

Sakit!

"Aku tutup dulu ya, telfonnya."

"Fa! Maksudku bukan kaya yang kamu pikir. Aku cuma--"

Tut

"Sial!" meremas kuat ponsel pergi panjang itu. Abian seketika itu berdiri walaupun mendapat serangan nyeri begitu luar biasa di kepalanya.

Kakinya berjalan menuruni undakan tangga sedikit terburu-buru. Ia masih mempertahankan keseimbangan tubuhnya saat terasa akan limbung. Abian sangat benci ketika dirinya lemah. Ya, seperti ini.

"Maaaa!" teriakkan yang nyaring tersebut bahkan dapat terdengar sampai dapur. Beberapa maid tampak penasaran dan sedikit mengintip anak majikannya.

"Maaaaa!" teriaknya lagi. Abian tidak sabar menunggu lagi.

Dari arah kolam ikan yang sengaja di pelihara datang Sera dengan raut Khawatir. "Mama belakang kamu," ucapnya sesampainya dibelakang Abian.

"Ma, tolong telfon Ifa. Minta dia kesini," pintanya sarat akan makna.

"Kata kamu nggak perlu tahu." heran Sera.

"Sekarang perlu, bilang Abian diinfus atau apapun yang penting dia kesini." katanya lugas.

My Possesive Abian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang