40. My Posessive Abian

9.4K 415 28
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

"Bi,"

"Bian?" Ifa menolehkan wajahnya pada si empu yang ternyata memandanginya.

"Aku manggil nama kamu tadi," imbuhnya berkedip sekilas.

"Udah berapa kali aku bilang buat panggil aku pakai nama lain, harus berapa kali aku ngulangin biar kamu bosen dengernya? Berapa kali lagi, Fa?" tanyanya meskipun suaranya bernada pelan dan lembut. Tetapi terselip penekanan dalam kata yang diulang-ulang.

Ifa menunduk mengaduk es krim cup di tangannya. "Kamu marah?" tanyanya lirih mendongak kembali.

Abian menggeleng sebagai respon dari pertanyaan kekasihnya. Tangannya terangkat menyingkirkan rambut yang menjuntai di sisi wajah cantiknya.

Taman kota sore ini terasa sejuk. Keadaan ini sedikit menyegarkan otak Ifa. Setelah melewati masa bertengkar dengan Abian yang membutuhkan tenaga sekaligus pikiran yang menguras.

Ifa memakan es krimnya dari sendoknya. "Bian," panggilnya.

"Hm?" dehemnya menyahuti.

"Kamu nggak punya temen cowok kaya lainnya?" tanya Ifa ia tidak tahu ini terdengar sensitif atau tidak namun rasa penasaran dihatinya sangat tinggi.

"Terdengar sombong, tapi aku cuma butuh kamu Fa." cetus Abian.

"Serius, Abian."

"Aku serius. Tapi kalau kamu penasaran, jawavannya mungkin ada." mata hazel Ifa melotot mendengar ucapan Abian.

"Siapa?!"

"Semangat banget," celetuk Abian tak lupa dengan raut wajah yang berubah seperti cemburu.

Ia meletakkan es krim cup di sisi tubuhnya yang kosong. Bergerak merangkul lengan lelaki itu. "Ihhh--- bukan gitu Abian. Itu aku penasaran siapa temen kamu, hampir 6 tahun kita bareng aku masa belum tahu juga, sih."

Abian mengembuskan nafas panjang. Ia raih sisi wajah kekasihnya. "Dia ada disekitar kita, kamu kenal dia."

Deg

"Siapa ih? Beneran?"

"Aku jadi penasaran," gumam Ifa memikirkannya.

"Udah, jangan mikirin orang lain. Yang harus kamu pikirin itu aku," lelaki tampan  itu mengusap sisi wajah Ifa agar berhenti untuk berpikir.

Bibir ranum Ifa mengerucut. "Aku juga butuh mikir diri aku, orang tua aku, dan lainnya juga. Masa mikirin kamu terus sih."

Abian mendengar samar,"Setelah lulus SMA nanti rencana kamu apa?" tanyanya.

Alis gadis itu menukik,"Tumben?"

"Jawab aja, Sayang."

"Hemmm, kuliah."

"Itu aja?" Ifa mengangguk.

"Fa," panggil Abian bersuara rendah.

My Possesive Abian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang