64. My Posessive Abian

12.3K 429 26
                                    

Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

"Sekarang lo mau kemana? Gue anterin."

"Nggak usah. Gue bisa pergi sendiri." tolak Megan merapihkan tas selempangnya, membuang muka.

"Ya udah gue pesenin taksi, kalau gitu." Dibukanya aplikasi untuk memesan taksi online.

"Lo apaan sih, malu-maluin gue tau nggak?! Jangan sok jadi penolong!" tegas Megan menyentak tangan gadis itu, untungnya ponsel Ifa tidak jatuh di jalanan.

Gadis itu memejamkan mata sejenak. "Akan sangat kurang kerjaan kalau gue berlagak jadi penolong. Gue ikhlas bantuin lo, bagaimana pun juga kejadian ini terjadi ada sangkut pautnya sama gue." jelas Ifa lebih tegas.

"Jangan ikutin gue!" Megan mendesis lalu pergi melangkah lebih cepat. Ifa membuang nafas kasar. Gadis itu menyugar rambutnya dengan kedua tangan.

"Apa sih yang ada di otak lo, Meg. Sampai mikir sejelek itu soal gue."

Terpikir suatu sesuatu, Ifa segera mengotak-atik ponselnya.

Berdering--

"Aku mau kita ketemu nanti malam di taman!" ucapnya cepat tanpa pikir panjang.

Tut

Hufft. Kepalanya menoleh kekanan-kiri merasa Megan sudah berjalan jauh akhirnya ia memutuskan untuk pulang.

***

Dibelakang kursi panjang taman yang duduki gadis dengan dress dibawah lutut bercardigan crop top, berdiri seorang lelaki yang tampak tersenyum penuh arti.

Kaki panjangnya melangkah pelan tapi pasti. Saat itu juga ia ikut duduk di sebelahnya. Lelaki itu mengetahui jika gadis di sebelahnya tersentak kaget.

"Lagu yang kamu putar cocok sama keadaan kita. We don't talk any more." ia memutar lehernya guna melihat wajah cantik gadis yang sangat ia rindukan 3 hari ini.

Senyumnya terbit tanpa paksaan. Si empu rupanya masih asik menatap lalu lalang orang-orang yang berada di taman itu.

"Bedanya dalam cerita itu mereka putus, sedangkan kita marahan. Tapi kita nggak kan pernah pisah, aku pastikan itu." imbuhnya kembali, ikut menatap ke depan.

"Kamu cinta sama aku?" tanya Ifa. Sungguh pertanyaan bodoh. Atau memang gadis itu sedang berakting?

"Menurut kamu?" kini seseorang itu balik bertanya dengan tatapan penuh arti. Tiga hari tidak bertemu rasanya rindu ini sangat menumpuk. Ayolah, lelaki itu sedang menahan diri untuk tidak memeluk gadis itu. Pasti akan sangat kesal jika tiba-tiba ia memeluknya. Mari membuat semua ini baik-baik saja.

Ifa bergerak mematikan play musik ponselnya. "Aku perlu bukti."

"Aku ngerti apa yang kamu mau. Tapi nggak semudah itu, ada syaratnya." ucap Abian tenang.

Kening gadis itu mengernyit. "Kenapa ada syaratnya?"

"Syaratnya mudah, tapi permintaan bukti kamu cukup susah."

"Kamu bisa buat bangkrut tapi nggak bisa balikin lagi? Itu aneh Abian. Kamu yang memerintah kamu juga bisa menarik perintah itu lagi." jelas Ifa bersikap tidak bodoh.

My Possesive Abian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang