44. My Posessive Abian

8.2K 411 102
                                    

Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

Komen disetiap paragraf, vote sebelum membaca.

  200 vote..

Keromantisan itu masih ada, pertengkaran, keegoisan, masih ada. Namun, bukankah hal itu biasa? Tapi apakah akan baik, jika tidak dihilangkan?

6 tahun perjalanan cinta mereka tidaklah mudah. Lika-liku kehidupan sebagai pasangan kekasih dari masa SMP sampai jenjang akhir SMA.

Cintanya masih kuat, tangannya masih sanggup menggenggam, hatinya masih dijaga. Lalu, semudah itu membiarkannya pergi? Hanya tergantikan dengan orang baru?

Kamus itu bahkan tidak ada pada Abian. Ifa, ya Ifa. Dia hanya mau gadis itu, se-nakal dan se-nyebelin apapun membuatnya darah tinggi, Ia tidak akan mau melepaskannya. Hatinya sudah terikat.

Seperti saat ini, waktunya untuk bicara lebih dalam, gadis dengan tatanan rambut tergerai gelombang itu sibuk memfoto bucket yang Abian berikan.

"Ifa, Honey... Saatnya serius, deep talk." peringatan lembut itu Abian katakan. Tangannya menahan aksi gadis itu yang terus saja mengabadikan moment. "Taruh, hpnya, nanti lagi." imbuhnya sangat lembut.

Mengerti dirinya salah menempatkan kegiatannya. Gadis itu menurut. Kedua tangannya sudah berada digenggaman kekar kekasihnya. "Honey..."

"Hm?" sahutnya menatap si empu.

"Terimakasih sudah sejauh ini, bisa sabar, tahan sama aku." ujar Abian.

"Aku yang harusnya makasih, aku kan suka buat darah tinggi. Kamu masih sabar ya walaupun kesabarannya setipis benang. Hehe," tawanya diakhir.

"Tapi aku sayang sama kamu, kok." imbuhnya cepat ketika mendapat tatapan mendelik dari pria itu.

"Kamu memang harus sayang, cintanya ditambah, sering-sering manggil Sayang." Katanya diakhir seperti sengaja menyindir Ifa. Gadis itu terlihat tak peduli.

Abian merogoh celananya, kotak beludru berwarna merah dibuka menampilkan berlian cantik.

"Aku udah bilang kan, Bi. Jangan kasih aku barang-barang mahal gitu, ih." cerocos Ifa merengut sebal, ia merasa belum pantas. Masih berstatus pacar, Abian sudah beberapa kali memberikan barang mahal padanya. Tidak perlu menunggu waktu tertentu.

Tidak memperdulikan ucapan Ifa, Abian tetap bersikeras memasangkan cincin itu pada jari manis kekasihnya. Ia tersenyum kala terlihat cocok di tangan Ifa.

"Kalau tunangan nanti, ganti cincinnya. Ini cuma sementara," jelas Abian menatap wajah Ifa lekat.

"Aku beli pakai uang sendiri, Honey. Aku kerja bantu Papa, kamu udah tahu itu kan." perjelas Abian, pada Ifa. Gadis itu bungkam, tidak bisa membalas perkataan yang memang benar adanya.

"Honey... Tepat 6 tahun kita bareng-bareng. Kita juga udah saling mengenal, lulus SMA nanti, aku berniat serius, aku mau kamar kamu!" jelas Abian bersungguh-sungguh. Terlihat dari matanya yang tidak dibohongi, cowok itu menggenggam tangan kecil Ifa.

Ifa tahu, pasti dirinya akan di hadapkan oleh situasi seperti ini. Untuk itu dirinya tidak kaget sekali, mungkin debaran lah yang akan menemani suasana ini.

Hening

Raut wajah Ifa tidak bisa bohong jika gadis itu antara siap dan tidak siap. "Bi... Aku ngerti niat kamu baik. Tapi, aku ngerasa belum siap!"

My Possesive Abian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang