26. My Posessive Abian

10.8K 442 22
                                    

Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

"Kalau kamu marah, nggak gini caranya Fa!"  ucap Abian berbicara pada gadis yang duduk di sebelahnya. Masih saja diam sejak tadi.

Abian tidak suka Ifa diam seperti ini. Itu lebih menyakitkan bagi lelaki itu sendiri. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai pada sebuah cafe tempat Abian pilih. Dengan segera ia membuka pintu mobil saat gadis itu sudah lebih dulu membukanya dan berjalan meninggalkannya.

Abian menggeram tertahan, tangannya meremas kunci mobil sembari memperhatikan langkah kecil gadisnya.

Lelah sudah mulutnya berbicara sedari tadi, tapi lawan bicaranya bahkan tidak merespon sedikitpun apa yang dia katakan. Hal itu benar benar menguji kesabaran yang bahkan tidak dimiliki lelaki tampan berusia 18 tahun itu.

Sreg

"Fa, dengerin aku!" tegas Abian menarik pergelangan tangan kekasihnya yang akan berjalan lebih dulu menyambangi pintu cafe yang baru saja akan gadis itu sentuh.

Tarikan itu mengejutkan Ifa, gadis berambut sepunggung itu menahan geram pada kekasihnya. Kenapa harus di depan umum seperti ini, apalagi jika mereka menjadi pusat perhatian itu memalukan.

"Apa sih, Bian?!" sungutnya mendadak.

Tatapan mata Abian berubah tajam, ia menarik pinggang gadisnya semakin dekat dengannya. Tidak peduli jika mereka menjadi perhatian semua pengunjung cafe.

"Aku pernah bilang sama kamu, kamu boleh marah tapi kamu nggak bisa ngehindarin aku!"

"Aku nggak suka kamu cuekin, aku nggak suka kamu diemin. Kenapa kamu lakuin itu?" tanya Abian datar.

Ifa mencoba memberontak melepaskan tangan Abian yang memeluk pinggangnya sangat erat. Tak memberikan tempat untuk ia bisa bergerak.

"Kamu yang mulai duluan! Aku capek ngomong terus tapi nggak didengerin!" ucap Ifa tak kalah tegas.

"Kapan aku nggak dengerin kamu?! Bilang!"

"Masalah mobil yang aku beli, aku balikin kalau emang kamu nggak bolehin. Aku telfon dia sekarang." tangan kanannya merogoh saku celana depan untuk mengambil ponsel bermerk itu.

Tapp!

"Udah terlanjur, juga. Kenapa dibalikin?" tanya Ifa balik sedikit kesal. Menahan tangan Abian yang baru saja membuka lockscreen terlihat jelas fotonya memenuhi layar ponsel itu.

"Aku nggak suka masalah kaya gini jadi besar! Kamu tahu aku paling benci dicuekin!" Dari pada kehilangan perhatian kekasihnya lebih baik Abian malu sekali tapi masih diperhatikan.

"Abian!" tegur Ifa sebab kini mereka ternyata menjadi bahan tontonan. Ia tidak punya pilihan lain, lelaki di depannya ini begitu keras kepala.

"Iya aku nggak bakal cuekin kamu lagi, nggak akan!" ucapnya lebih lembut ia memeluk lelaki itu sepenuhnya. Ia pun mengusap kepala lelaki itu meksipun harus sedikit jinjit.

Abian lantas membalas erat dekapan yang sempat ia paksa. Ia hirup rakus bau aroma yang sangat wangi pada kekasihnya. "Aku benci dicuekin!" ujarnya pelan tapi penuh penegasan.

My Possesive Abian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang