19

499 85 38
                                    

Masih ada yang nunggu ga sihh? wkwkwk udah hampir 3 bulan kayaknya ini, semoga aja masih ada yang baca :')

Jangan lupa komen plus votenya readers...

selamat membaca, kalo lupa gimana ceritanya, bisa baca dulu part sebelumnya :))))

"Jadi lo berdua ngapain di apart gua? tadi lo bilang mau bolos sendiri" ucap Hanbin dengan tampang kesal saat ke empatnya kini duduk saling berhadapan dimeja makan dapur apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi lo berdua ngapain di apart gua? tadi lo bilang mau bolos sendiri" ucap Hanbin dengan tampang kesal saat ke empatnya kini duduk saling berhadapan dimeja makan dapur apartemennya.

"Kinan kena masalah, dan dia ga mungkin balik kerumah katanya jadi-" 

"kamu kok mau mau aja bolos bareng ruto ki?" sela Hanbin yang kini menoleh kearah Kinan namun gadis itu masih saja menunduk takut, walau dibawah meja sana tangannya tengah digenggam erat oleh Haruto.

"terpaksa bang" jawab Kinan yang kini mendongkak lalu menampilkan cengiran terpaksanya.

"kalian ga aneh anehkan?" tanya Hanbin yang membuat Haruto langsung saja memutar bola matanya malas lalu mencibir kesal.

"terus lo berdua gimana?" tanya Haruto balik yang lalu melirik Jenie dan Hanbin secara bergantian.

"status kita disini beda Haruto" suara Hanbin kini terdengar begitu tegas serta tatapannya yang membuat Haruto menciut seketika. "Lo masih sekolah, ujian kelulusan aja belom. Kalo sampe lo berdua enggak enggak dan terjadi hal hal yang ga diinginkan, udah siap lo hah?, kuliah belum, engga punya penghasilan tetap, dan lo ingetkan janji lo ke bokap Kinan" geram Hanbin menatap adiknya itu marah. Jenie yang melihat itu segera saja mengelus tangan kekasihnya lembut. "jangan marah marah bi..." bisik Jenie lalu kini melirik Haruto maupun Kinan yang tampak menunduk.

"Cukup to, kelakuan lo ini bener bener ga bisa di toleransi. Ribut sana sini, nilai yang ga pernah memuaskan, mabok mabokan, game tiap hari. Mau jadi apa sih lo tuh hah?"

BRAKKK

Hanbin, Kinan serta Jenie menatap terkejut pada Haruto yang baru saja meninju meja makan lalu kini mendorong kursinya mundur dan berdiri seraya menatap Hanbin begitu marah.

"Lo" tunjuk Haruto pada Hanbin, "ga bisa mojokin gua gitu aja yaa. Gua tau bang lo dokter... Lo yang jadi kebanggan keluarga kita dan selalu gua yang jadi hal mencoreng dalem keluarga, HANBIN and always KIM HANBIN"

"gua jadi kaya gini karena gua berusaha Haruto" timpal Hanbin yang semakin tersulut emosi lalu beranjak berdiri, menepis tangan Haruto dan kini mengepalkan tangannya kesal.

"Berusaha?" tawa Haruto mengudara.

"Ruto" cicit Kinan yang sebenarnya masih terkejut dengan tingkah kedua adik kakak tetangganya ini, karena setau Kinan dan sepenglihatannya, mereka berdua tidak pernah bertengkar hingga seperti ini.

"Ki, bawa Haruto keluar dulu yaa" pinta Jenie yang kini menarik Hanbin menjauh seraya mengusap tangannya lembut. "udahh dong bii, usia kaya ruto harus pelan pelan dibilanginnya, jangan pake emosi kaya gini" ucap Jenie menenangkan usai melihat Kinan berhasil menarik Haruto keluar dari apartemen.

Bcoz C.O.T.Y - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang