0.9

2.3K 502 81
                                    

Stalker (II)

Kakucho mengantar [Name] sampai kelas dengan selamat, tentu saja selamat, tidak mungkin ada bom secara tiba-tiba yang dilemparkan pada keduanya.

Yang tidak selamat hanyalah reputasi [Name] saja. Gadis itu sudah menebak-nebak, pasti Haneul akan memanfaatkan hal ini, dan juga murid sekolah yang menyukai keributan dan gosip akan menyebarkan hal ini di forum sekolah.

"[Name]! Kau darimana saja sih?! Aku lelah mencarimu!" gerutu Hinata, sejak tadi dia mencari [Name] namun tidak menemukannya. "Oh? Siapa ini?"

"Maaf Hinata, dan dia adalah teman Papa," ujarnya memperkenalkan Kakucho. "Paman Kaku datang kemari untuk membereskan kekacauan yang kulakukan."

"Begitu ya? Semangat om! [Name] memang selalu menyusahkan!"

"Kalau begitu saya permisi. Tachibana-san, tolong jaga [Name] dengan baik."

"Tentu saja!"

"Paman, jika nanti Paman belum pulang, bisakah kita berbicara di tempat favoriku?"

"Baiklah..."

[Name] terdiam, menatap kepergian Kakucho. Kelak sepulang sekolah, [Name] akan membawa Kakucho menuju ke tempat favoritnya di sekolahan itu.

Tidak ada hal mesum, [Name] hanya ingin berterima kasih karena teman Ayahnya itu mau meluangkan waktunya untuk membantu [Name]. Dan mungkin saja [Name] akan mengajaknya untuk makan malam bersama keluarganya, atau mungkin membelikannya sesuatu.

Sepertinya, Kakucho juga orang yang pas untuk diajak berbincang maupun berdiskusi. Gadis itu berencana untuk menceritakan mengenai stalker yang mengganggunya, mungkin saja Kakucho dapat membantunya.

"Oh ya, kau sudah menemukan petunjuk siapa yang memasang kamera itu?"

"Ya... tapi buktinya masih kurang," jelasnya dengan senyuman tipis. "Jangan khawatir Hina, orang mesum itu akan kutampar hari ini! Bagaimana pun caranya!"

Bergegas [Name] merapikan peralatan tulisnya. Dia ingin segera berbicara dengan Kakucho, supaya stalker-nya tersebut segera terungkap, dan [Name] menemukan jalan agar dapat kembali ke dunia lamanya.

Sayangnya, sepertinya dia tidak dibiarkan pergi begitu saja.

"Mau apa? Aku sibuk," ujar gadis itu dengan datar pada Haneul.

"Luangkan waktumu sebentar. Apakah kau jauh lebih memilih Pamanmu dibanding sahabat lamamu ini?"

[Name] menaikkan sebelah alisnya, kekehan keluar dari mulutnya. "Jangan bertanya hal yang sudah kau tahu jawabannya, bodoh," jawabnya, menatap Hinata, meminta bantuan pada sahabatnya itu.

"Haneul, [Name] saat ini sedang dalam masalah. Dia harus bertemu dengan teman Ayahnya untuk menyelesaikan masalah itu."

"Apa? Mengenai lemparan bolamu yang hampir membunuhku?"

606 CODE [BONTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang