2.3

1.5K 329 27
                                    

Emotionless

.

.

.

Mikey tampak sangat puas melihat ekspresi wajah [Name] yang benar-benar memucat layaknya mayat. Pria itu berpikir, apa yang akan terjadi apabila Mikey juga membawa potongan tubuh milik Hinata dan keluarga sahabatnya itu? Apakah [Name] akan pingsan atau menggila di hadapannya.

Gadis pujannya itu menatapnya penuh dengan amarah. Tatapan yang sialnya berhasil membuat Mikey merasa tergila-gila, dia ingin memiliki bola mata indah itu. Sayangnya, jika dia mengambil bola mata itu, dia tidak dapat melihat berbagai jenis tatapan yang akan dilayangkan padanya.

"Kau gila?!"

"Kau yang membuatku gila, Sayang."

"Memuakkan!"

[Name] bangkit, menutup paksa 2 koper itu dan membawanya pergi. Gadis itu masih sempat melayangkan pukulan pada wajah Mikey, membuat luka memar pada pipi bos Bonten tersebut.

Anggota eksekutif Bonten lainnya mendekat, hendak membantu Mikey yang terduduk di lantai karena pukulan kuat yang dilayangkan oleh [Name]. Akan tetapi, kekhawatiran mereka sepertinya sia-sia saja.

Mikey menyembunyikan wajahnya, tidak karena merasa sakit ataupun marah, namun dia menyembunyikan ekspresi wajahnya yang ingin segera menjadikan [Name] milik Bonten selamanya. Pipinya yang merona alami, dan matanya yang melihat arah pintu, tempat [Name] pergi dari sana.

"Kuharap kau memenangkan permainan ini, Sayang..."

.

.

.

Dengan tangan yang tak berhenti gemetaran, [Name] berhasil memakamkan potongan tubuh Haneul dan Kazutora. Selama menggali dan menimbun, tak henti-hentinya [Name] mengucapkan maaf. Permintaan maaf karena dirinya merupakan penyebab Haneul dan Kazutora harus kehilangan nyawanya.

Gadis itu mengambil ponselnya, menelfon Hinata. Dia harus memberi tahu pada Hinata jika Haneul telah tiada, dan juga memberi peringatan pada Hinata untuk berhati-hati, terlebih jangan berinteraksi pada tetangganya yang gila itu.

Panggilan yang berulang kali tidak diangkat membuat [Name] khawatir dan mulai ketakutan. Gadis itu kembali memasuki mobilnya dan menancap gas menuju kediaman Tachibana. [Name] tak berhenti mencoba memanggil Hinata, hingga akhirnya panggilan tersebut diangkat.

"Hanagaki Takemichi yang berbicara. Tolong dengarkan aku dengan baik-baik, [Name]-chan. Jangan kemari!! Apapun yang terjadi, pergi ke tempat yang jauh!! Aku akan mengurus pemakaman Hina-chan dengan keluarganya."

"Pemakaman?! Mereka juga dibunuh?!"

"Mereka yang memiliki hubungan denganmu akan dibunuh. Oleh karena itu... kumohon pergi sejauh mungkin... jangan membuat kematian mereka sia-sia jika kau sampai tertangkap oleh musuhmu..."

"Aku akan kesana. Jangan pernah melarangku, Takemichi."

Takemichi dan [Name] terus berdebat dalam panggilan tersebut. Takemichi yang terus memohon pada [Name] hingga laki-laki itu menangis, dan [Name] dengan keras kepalanya. Penyebab kematian keluarga Tachibana adalah [Name], setidaknya biarkan gadis itu yang mengubur mereka sebagai penebusan dosa, itulah yang dipikirkan oleh [Name].

Bola mata [Name] membola melihat begitu banyaknya mobil yang berbaris dengan rapi di hadapannya, seakan mobil tersebut menghalang jalan [Name]. Dengan cepat, gadis itu menginjak rem yang menimbulkan decitan dan bekas ban yang membekas pada jalanan.

606 CODE [BONTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang