1.7

2.6K 468 27
                                    

Memories

"Kenapa aku tidak boleh duduk di sebelah [Name]!?"

"Diamlah, dan makan bekalmu!"

"Kau juga! Bukankah kau sudah putus dengan [Name]!? Kenapa sekarang kau duduk di hadapannya?"

Kesal mendengar suara Haneul yang benar-benar membahana, [Name] menyumpal mulutnya dengan tisu. Hanya karena tempat duduk saja, sahabatnya itu benar-benar heboh.

Ngomong-ngomong, [Name] tidak pernah keberatan jika Haneul jatuh cinta padanya, bukankah perasaan seseorang tidak dapat dihentikan? Tapi, dia tentunya akan memberi batasan jelas pada Haneul, supaya tidak melakukan hal nekat, seperti : mencium bibirnya, hal sama yang dia lakukan pada Hinata.

Lagipula, bukankah orang-orang yang menyukainya di dunia ini tidak ada yang benar? Hanya Kazutora yang normal, dalam artian karena usia mereka sama, dan dia juga tidak melakukan hal gila seperti Bonten. Namun, sayangnya mereka harus putus, dan keduanya setuju.

"Kau yakin hanya minum susu saja? Tidak mau makan?" tanya Kazutora pada [Name].

"Susu tidak akan membuatmu kenyang! Jangan takut masalah uang, aku yang akan membayarnya!"

[Name] memegang kepalanya. Semenjak pulang dari markas Bonten, dia selalu mendengar hal-hal tersebut, dan membuatnya merasa resah.

"Ada apa?" tanya Hinata menyentuh bahunya. "Kepalamu sakit? Mau obat?"

"Tidak, tidak, bukan apa-apa."

"Kalau begitu... aku ada tebak-tebakkan!"

Ketiganya menatap Hinata, sedikit penasaran dengan pertanyaan apa yang akan dilontarkan oleh kekasih Takemichi tersebut.

"Hal penting apa yang jika hilang, akan membuatmu benar-benar sedih dan kebingungan?"

"Kaos kaki!" Jawaban asal Haneul, membuatnya mendapatkan jitakan cinta dari Hinata. "APA SALAHKU?! BUKANKAH KAOS KAKI HAL PENTING?!"

"Teman," jawab [Name]. "Benar, tapi bukan itu jawaban yang kuinginkan," ujar Hinata. Keduanya kompak mengabaikan Haneul.

"Ingatan atau kenangan."

"Benar!" jawab Hinata antusias. "Jika kita kehilangan ingatan, maka segala kenangan kita akan hilang. Mungkin juga kita tidak akan mengingat siapa teman kita. Oleh karena itu, ingatan adalah hal penting yang jika hilang akan membuatmu sedih serta kebingungan!"

Sebenarnya [Name] menganggap permainan tebak-tebakan ini tidak berguna. Tapi, jika berbicara mengenai ingatan, [Name] benar-benar ingin tahu bagaimana ingatannya dulu.

Dia mengalami kecelakaan setelah selesai ujian akhir SMA. Sempat mengalami koma selama sebulan penuh, kemudian bangun tanpa mengingat kehidupan SMA miliknya. Terlebih, selama itu pula, tidak ada teman SMA-nya yang menjenguk.

Saat itu, [Name] tidak mengambil pusing. Dia menarik kesimpulan jika dia tidak memiliki teman semasa SMA, mengingat dia yang selalu berpenampilan culun, dan juga dirinya yang suka menyendiri.

"Ayo kembali, sebentar lagi bel masuk berbunyi."

606 CODE [BONTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang