1.3

2.2K 467 64
                                    

Clumsy

Hinata terus panik saat melihat Haneul yang tak berhenti mimisan. Sementara itu [Name] hanya menatap kedua sahabatnya itu dengan lelah.

Padahal mereka akan segera memasuki kolam air panas, namun mendadak Haneul mimisan dan membuat Hinata khawatir.

[Name] tidak mengerti, mengapa Haneul mimisan? Apakah sebenarnya dia yang merasa tak enak badan? Mengapa dia memaksakan dirinya?

"Jika tubuhmu terasa sakit, lebih baik berada di kamar saja."

"Tidak! Aku baik-baik saja!! Tidak pernah merasa lebih baik dibanding saat ini!!"

[Name] mempertanyakan maksud ucapan Haneul. Wajah sahabatnya itu memang tersenyum lebar dengan kedua jempol yang menandakan jika dia baik-baik saja. Namun, darah terus mengalir dari hidungnya.

"Harusnya kau jujur saja, bodoh!" maki Hinata menyumpal handuk kecil di hidung Haneul. "Darahmu semakin banyak keluar!"

"Aku benar-benar baik, Hina-chan! Ini hari terbaik!!"

[Name] memperhatikan gerak-gerik Haneul, kemudian dia menunduk melihat tubuhnya sendiri yang terbalut oleh handuk. Mereka bertiga baru saja membasahi tubuh dengan air biasa, sebelum memasuki kolam.

Dengan iseng, [Name] membuka handuknya di depan Haneul, yang dimana Haneul langsung jatuh pingsan dengan darah yang semakin banyak keluar dari hidungnya. Wajah gadis itu juga memerah padam, namun terlihat jelas ekspresinya bahagia.

"UWAAAA!!! KENAPA DIA PINGSAN?!!" tanya Hinata panik.

"Ah, sial... kenapa aku baru sadar jika Haneul jatuh cinta padaku?" keluh [Name] dalam batinnya.

"Hinata, sebaiknya kau berendam saja terlebih dahulu, aku akan membawa Haneul ke kamar."

"Tapi..."

[Name] tersenyum, membawa tubuh Haneul yang pingsan ke dalam gendongannya. "Tak perlu khawatir! Bukankah kau sudah menantikan hal ini sejak tadi siang? Aku akan menyusul kelak!" ujarnya, melenggang pergi dari tempat itu.

"SETIDAKNYA KENAKAN PAKAIAN TERLEBIH DAHULU, [NAME] BODOH!!!"

Letak kamar mereka yang dekat dengan pemandian itu, dan juga kamar antara murid perempuan dan laki-laki yang dipisah membuat [Name] berani saja kembali ke kamarnya hanya dengan mengenakan handuk.

Dia terlalu malas untuk mengenakan kimono, sebab kelak dia akan kembali dan berendam bersama dengan yang lainnya.

[Name] meletakkan tubuh Haneul di ranjang, kemudian berencana mencari pakaian milik sahabatnya itu, supaya dia tidak masuk angin. Namun, panggilan telefon dari Genkei mengurungkan niatnya.

"Ada apa, Kakek?"

"Kamu bertemu dengan Takeomi?"

"Ya... mereka semua ada disini."

"Kalau begitu, kamu tidak perlu membunuh pria tua itu. Manjirou sudah bergerak saat Kakek mengatakan mereka mengincarmu," jelas sang Kakek dengan kekehan. "Kamu benar-benar memiliki begitu banyak pengawal, [Name]."

606 CODE [BONTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang