1.6

2.1K 447 19
                                    

Mystery

Sebulan telah berlalu. Semenjak kejadian tersebut, [Name] hanya mendapatkan quest-quest ringan. Sejauh ini, dia masih menikmati kehidupannya yang biasa tersebut.

Jika biasanya saat libur, para remaja akan menghabiskan waktu mereka untuk bermain keluar rumah, atau mungkin saja berdiam di kamar, melakukan aktivitas yang menurut mereka produktif, namun nyatanya tidak : rebahan seharian, mandi sekali dengan alasan hemat air, keluar kamar hanya untuk makan, tidur seharian, atau mungkin menghabiskan waktu scroll sosial media, dan menonton anime maupun drama.

Hari libur bagi [Name], benar-benar bak neraka. Tidak ada bermain keluar rumah, maupun rebahan seharian di kamar. Gadis itu dipaksa oleh sang Kakek untuk terus melatih kemampuan otot dan instingnya. Latihan militer yang benar-benar gila, semenjak [Name] terluka pada misi terakhirnya.

Saat ini gadis itu merebahkan dirinya di lantai kamarnya, sambil terus bernapas dengan berat karena kelelahan. Setelah berlatih semenjak pukul 4 pagi, dia baru dibebaskan dari latihan neraka itu pukul 2 siang.

"Sepertinya, jika di dunia ini aku mendaftar menjadi tentara, semua test akan kulalui dengan mudah..." gumamnya bermonolog.

Pintu kamarnya diketuk, kemudian sosok Ibu tiri memasuki kamarnya. "[Name], kamu sibuk?" tanya Raina dengan lembut.

Gadis itu langsung berdiri, "Ada apa?" tanyanya, melirik pada tas yang dipegang wanita itu.

"Bisakah kamu mengantar ini ke tempat kerja Takeomi? Sepertinya ini berkas penting, dan dia lupa membawanya..."

"Baiklah."

"Kalau begitu... kamu bisa membawa mobil milik Ibu," ujarnya sambil memberikan kunci mobil miliknya. "Jangan sungkan untuk meminjamnya sesekali."

Tentu saja [Name] rela mengantar tas tersebut. Sudah sejak lama dia penasaran dengan tempat kerja dari Takeomi, atau katakan saja markas milik Bonten.

Dia pernah bertanya mengenai tempat itu pada Takeomi, Kakucho, maupun Sanzu. Namun ketiganya justru mengubahkan topik pembicaraan, dan berujung [Name] harus menahan rasa ingin tahunya.

Tentunya tanpa sepengetahuan mereka, Mochizuki memberi alamat markas Bonten. [Name] tidak pernah memintanya, pria itu yang berinisiatif memberinya, dengan alasan : datang ke markas tersebut, maka [Name] harus siap untuk mendapatkan misi yang berbahaya.

Gadis itu juga pernah berpikir, jika sebenarnya ada rahasia besar mengenai permainan ini di markas tersebut? Oleh karena itu dia berniat mencari tahu.

"Ini...?" [Name] mencocokkan mansion besar di hadapannya, dengan foto yang dikirim oleh Mochizuki. "Tidak salah lagi, ini pasti markas mereka!"

"Mulai sekarang, tempat kita ada di sini! Kau juga bagian dari kami!"

[Name] memegang telinganya, melihat sekitar dengan raut kebingungan. "Suara siapa tadi? Apa aku mendengar sesuatu?" tanyanya sedikit merinding.

Mansion besar tersebut sedikit jauh dari pusat kota, dan sedikit memasuki hutan yang lebat. Tidak ada pagar yang melindungi rumah tersebut, namun ada banyak kamera yang terpasang di dahan pohon, [Name] menyadari itu.

606 CODE [BONTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang