1.0

2.4K 493 70
                                    

Diary

Pada akhirnya, [Name] tetap pulang bersama dengan Kakucho, sebab dia tidak memiliki pilihan lain, dan juga Takeomi yang menyuruhnya untuk tetap pulang bersama dengan pria yang merupakan stalker-nya tersebut.

[Name] dibuat benar-benar kebingungan, saat mereka akan pulang, Kakucho secara tiba-tiba mengucapkan maaf karena telah mengusik privasinya. Pria itu tidak berbohong, dari raut wajah serta sorot matanya, mengatakan jika dia benar-benar menyesal.

Gadis itu tidak mengerti. Beberapa saat yang lalu, saat dia menamparnya, pria itu mengeluarkan aura mengerikan dan berbahaya seperti Pamannya. Namun setelah itu, dia kembali menjadi Kakucho Hitto yang biasa, yang selalu membuatnya nyaman.

"Kakucho? Dia memiliki kepribadian ganda," jelas Ayahnya, Takeomi. "Dia sebenarnya pria yang sopan dan lembut, namun ketika dia mendapatkan sakit fisik maupun mental, dia akan menjadi gila. Ya... kurang lebih seperti Pamanmu, Sanzu."

"Teman Papa tidak ada yang normal..."

Takeomi terkekeh, mengusak surai rambut putri satu-satunya. "Tapi kamu bisa mempercayai Kakucho. Dia jauh lebih normal dibanding yang lainnya, selagi kamu tidak menyakitinya secara tiba-tiba," ujarnya dengan senyuman hangat.

[Name] mengerti, akhirnya dia paham mengapa aura Kakucho tadi dapat berubah secara tiba-tiba. Dapat diartikan juga, dia memasang kamera-kamera di sekolah [Name] bukan karena keinginan murninya.

Mungkin saja seseorang mengatakan hal yang tidak-tidak padanya, yang memicu munculnya kepribadiannya yang mengerikan? Mungkin saja, [Name] tidak pernah tahu.

Saat memasuki kamarnya, pandangannya terpaku pada sebuah kunci kecil di meja belajarnya. Kunci yang merupakan hadiah karena berhasil menemukan sang stalker dan juga memberikan tamparan padanya.

"Kunci kecil... ini untuk pintu tikus?" gumamnya bermonolog.

[Name] membuka seluruh laci yang berada di kamarnya, dan juga mencari sebuah benda yang mungkin digembok di tumpukan buku. Hingga akhirnya dia mendapatkan sebuah buku usang yang benar-benar digembok.

"Ini... diary sang pemain?"

Kunci tersebut berhasil membuka gembok yang mengunci buku tersebut. Sepertinya [Name] akan menemukan petunjuk bagaimana dapat kembali ke dunianya dengan membaca buku tersebut.

Dari halaman pertama, hingga ke tengah, semuanya berisi hal normal. Curhatan sang pemilik mengenai kehidupannya, dan dibumbui kata-kata yang terlalu berlebihan. Dan juga [Name] dapat merasakan bagian kertas yang tampaknya menjadi saksi tangisan sang pemilik saat menulis.

Tentu saja [Name] pernah melakukan hal itu. Dia tidak menertawainya, dan justru bernostalgia. Dia sering menangis saat menulis di buku hariannya, dan juga menulis kata-kata yang berlebihan. Bahkan [Name] pernah menuliskan dia ingin mati karena lelah dengan kehidupan ini.

"Sial... membuat malu saja..." 

"Tapi... apakah ini benar-benar game? Aku tidak mengerti, semakin lama aku berada di sini, aku semakin merasa jika dunia ini seperti dunia asliku."

606 CODE [BONTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang