2.0

1.8K 364 15
                                    

Flashback (2)

.

.

.

Jika kalian berpikir, hari pertama Bonten mengenal [Name] dan menjadikan target mereka saat pesta Ran di club, kalian salah besar. [Name] telah menjadi sasaran mereka sejak awal gadis itu masuk ke sekolah.

Obsesi karena gadis polos yang tampak tidak tertarik pada mereka? 

Tidak... Bukan itu penyebab mereka sangat terobsesi pada [Name]. Penyebabnya justru jauh dari kata baik, dan ya... Pesta itu salah satu jebakan yang mereka buat untuk memberi "hukuman" pada [Name].

Singkatnya, mereka tidak jatuh cinta karena hal yang klasik, seperti terpana pada kecantikan [Name], atau terpana dengan sifatnya yang polos sehingga mudah mereka kendalikan. Tidak, tidak semudah itu.

Mereka jatuh cinta karena dendam.

Singkat cerita, waktu itu Bonten tengah berbincang di gudang sekolah, membahas mengenai tawuran antar geng motor yang akan mereka lakukan nanti malam. Tentunya mereka berambisi menang, terlebih Mikey memang sudah membenci ketua dari lawan mereka nanti malam.

Ya... anggap saja terlalu "bahagia" karena akan tawuran lagi setelah sekian lamanya, mereka tidak menyadari seorang gadis dengan rambut dan pakaian yang berantakan mendengar semua itu, dan juga merekamnya dengan ponsel miliknya.

Berniat baik, gadis itu tidak ingin keributan terjadi, terlebih jika ada yang terluka bahkan hingga meregang nyawa. Dia tahu jika tawuran seperti itu terkadang pasti akan menimbulkan korban. Sikapnya yang melaporkan hal tersebut pada pihak kepolisian semata-mata sifat polos dari seorang anak yang ingin mencegah hal buruk terjadi.

Oh tentunya gadis polos itu menganggap pilihannya adalah yang paling tepat. Tanpa dia sadari jika sejak hari itu hidupnya tidaklah tenang.

Saat malam tiba, ketika 2 kubu sudah berkumpul dan akan melakukan penyerangan, tiba-tiba saja polisi datang dari segala arah dan menangkap mereka semua. Tidak ada yang lepas dari penangkapan itu, sehingga mereka harus mendekam di balik sel penjara selama semalam.


"Shit! Siapa yang melaporkannya?!" umpat Sanzu, padahal laki-laki itu tadi benar-benar menemukan kesenangannya. "Jika aku bertemu dengannya, kupastikan katanaku menebas kepalanya."

"Siapapun dia, sepertinya dia mengetahui dari seseorang. Bisa jadi dari pihak musuh, ataupun dari pihak kita..." ujar Kakucho.

Kakucho melirik Mikey, terlihat jelas bos mereka itu sangat marah. "Tapi kemungkinan besarnya sang pelaku berasal dari pihak kita," lanjutnya dengan tenang, berhasil menarik perhatian teman-temannya.

"Apa maksudmu?" tanya Kokonoi tak mengerti. "Apakah kau berusaha mengatakan jika ada yang berkhianat?"

"AKAN KUBUNUH PENGKHIANAT ITU!!!"


Kakucho menghela napasnya, memberi kode pada Haitani bersaudara untuk membuat Sanzu tenang, jika tidak nanti akan ada petugas yang mendatangi mereka dan skenario terburuk adalah mereka mendekam di balik sel ini lebih lama.

Ran melepaskan kausnya, menyumpal mulut Sanzu dengan kausnya itu. Sementara Rindou mengunci pergerakan Sanzu. Laki-laki dengan bekas luka di mulut itu hanya bisa menggeram tertahan, menerima perlakuan temannya itu.


"Tenanglah, jangan membuat kita semakin lama di tempat ini," titah Rindou, yang saat ini tengah menduduki tubuh Sanzu.

606 CODE [BONTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang