Jealous
•
•
•
"Paman, bisa kita bicara sebentar?"
Hari itu, Sanzu yang menjemput [Name]. Sedikit unik, hampir setiap hari orang yang menjemputnya berbeda. Bonten setiap harinya bergilir untuk menjemput [Name], kecuali Mikey dan Takeomi.
Takeomi sendiri setiap hari yang mengantar putri kesayangannya itu, atau jika dia berhalangan maka Kokonoi yang akan melakukannya.
"Ada apa, sayang?" tanya Sanzu dengan godaan.
[Name] memukul lengan Pamannya itu, "Jangan bercanda, Paman. Kita masih berada di sekolah..." tegurnya dengan raut kesal.
"Jadi kalau di rumah boleh?"
"Tidak! Paman ini gila, ya?"
"Apa salahnya memanggil sayang keponakan sendiri?" tanyanya dengan heran. "Bukankah akan aneh jika Paman mengatakan Paman membencimu?"
[Name] merotasi bola matanya, mengabaikan pertanyaan Sanzu. "Tolong antar Haneul ke rumahnya. Sebenarnya aku berencana mengajaknya untuk menginap," pinta [Name], sedikit membuat Sanzu terkejut.
Pria yang sudah amat dekat dengan [Name] sejak lahir itu, tentu tahu bagaimana sifat asli dari keponakannya itu.
Sanzu tahu jika [Name] menyimpan sedikit rasa dendam pada Haneul, yang selalu menghabiskan waktu dengan kekasihnya jauh lebih banyak, dibanding dirinya sendiri. Dan juga, Sanzu tahu jika [Name] tidak akan pernah dapat benar-benar membenci Haneul.
Pamannya itu selalu menjaganya dari jauh, dan selama ini Haneul belum pernah melakukan hal nekat pada [Name] sekalipun. Oleh karena itu nyawa Haneul aman-aman saja, justru Sanzu termasuk anggota Bonten lainnya berterima kasih pada Haneul, karena sangat dekat dengan Kazutora.
"Menginap? Kamu sudah bertanya pada Takeomi?"
"Papa mengizinkan. Sisanya tinggal bagaimana cara membawa Haneul ke rumah, mengingat keluarganya yang sangat... ya... mengerikan?" ujar gadis itu ragu. "Apapun itu, kita harus bisa membawa Haneul ke rumah, sampai dia sembuh dari patah tulangnya!"
"Kalau begitu, mau Paman bunuh saja orang tuanya?"
Mata gadis itu membola, tangannya memukul kencang punggung sang Paman. "Jangan mengatakan hal mengerikan itu dengan santai!! Kita di sekolah!!" tegurnya dengan raut galak.
Sanzu terkekeh, mengambil tangan keponakannya itu dan mengecupnya. "Baiklah, Paman setuju. Tapi, harus ada bayarannya," ujarnya dengan senyuman licik.
"Mari bicarakan itu di rumah saja. Aku akan menjemput Haneul!"
[Name] kembali dengan menggendong Haneul, Hinata juga bersama dengan mereka. Akhirnya, Sanzu menyetujui untuk mengantar Hinata pulang juga.
Sanzu mengetahuinya, dia mengetahui jika Haneul merupakan penyuka sesama jenis. Dan orang yang disukai oleh Haneul adalah Hinata, oleh karena itu Haneul selalu cemburu parah ketika Hinata jauh lebih dekat dengan [Name] atau membela [Name].
Namun, saat ini, Sanzu merasakan alarm yang sangat berbahaya. Dia melirik Haneul dari kaca mobil, menangkap basah Haneul yang juga melirik-lirik pada [Name] yang duduk di sebelah Sanzu dengan wajah yang memerah.
Apakah akhirnya Haneul berpindah haluan dan menyerah dengan Hinata? Mengingat Hinata sangat bucin pada Takemichi, sementara [Name] yang sangat cuek dengan Kazutora. Terlebih, akhir-akhir ini, Sanzu merasakan [Name] jauh lebih cantik dan keren, dibanding sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
606 CODE [BONTEN]
Fanfiction[COMPLETED] "606 in computer DOS operating systems means error. Error 606 means reset" "And we are error 707, which means that a part or even al the hard drives memory cannot be erased" • • • "Meski kamu selalu pergi ke dunia lain, kami akan terus m...