Assassin
•
•
•
"Apapun yang terjadi, kau tak perlu menjawab pertanyaan mereka. Diam saja dan percayakan padaku."
Tanpa Sanzu minta pun, [Name] tidak akan dapat mengeluarkan suaranya jika tidak ada pilihan dari game yang muncul. Tentu saja wanita itu akan membisu hingga waktu bicaranya tiba.
Saat ini, [Name] hanya dapat menyesali pilihannya, karena tidak menyelesaikan game tersebut terlebih dahulu. Padahal dia hanya perlu menyelesaikan tahap prolog saja, namun karena terlalu malas dan tidak berminat akhirnya dia memutuskan untuk tidak melanjutkannya.
[Name] tidak tahu jalan cerita yang akan terjadi ke depannya, namun dia mengenali para pemeran utama. Dan pria yang tengah menyetir sembari menggenggam tangannya saat ini adalah salah satu pemeran utama pria.
Wanita itu hanya sekedar tahu namanya saja, tidak lebih dan kurang. Namun, dia tahu jika Sanzu sangat menyukai pemain, terlihat jelas dengan parameter cintanya yang bahkan melebihi 100%, terlalu gila.
Pria itu benar-benar gila, karena dapat membuat [Name] merasakan ada begitu banyak kupu-kupu yang beterbangan di perutnya.
"Kamu kembali dengan selamat! Syukurlah..."
[Name] hanya dapat mematung saat sosok yang sangat dia cintai di dunia nyata itu memeluknya. Karakter pria yang berada di hadapannya ini memeluknya dengan sangat erat, dan menatapnya penuh kekhawatiran.
╭── ೋ ──╮
Δκαƨнι Ƭακɛσмι
Ƥαρα
40 тαнʋи╰── ೋ ──╯
[Name] menganga saat membaca keterangan yang berada diatas kepala ayahnya di dunia game tersebut.
Tidak hanya wajahnya yang mirip dengan bosnya di dunia nyata, namanya juga mirip dengannya. Dan entah kesialan apa yang dia dapatkan karena orang yang sejak dulu dia cintai itu menjadi ayahnya.
Ya... dia senang karena memiliki nama Akashi, hanya saja, dia menginginkan nama itu dia dapatkan karena menikahi Takeomi, bukannya menjadi anak kandungnya.
"Kau tidak perlu khawatir seperti itu, Aniki. Dia tidak terluka sama sekali," ujar Sanzu yang semakin membuat [Name] syok berat.
"Terima kasih sudah mencarinya, Haru."
[Name] melihat Takeomi dan Sanzu secara giliran, kemudian terdiam dengan cukup lama. "Mereka kakak beradik? Target pertama itu Pamanku di dunia game ini? Dia jatuh cinta pada keponakannya sendiri?" batin wanita itu menerka-nerka.
"Sudah kukatakan, game ini tidak boleh dimainkan oleh anak remaja. Yang benar saja!"
Sanzu melirik pada ponakannya yang melamun, tangannya terulur mencubit pelan pipi [Name]. "Apa yang kau pikirkan?" dengan cepat [Name] menggeleng.
"Ayo masuk, Kakekmu sudah menunggu."
Perasaan [Name] mendadak memburuk saat mendengar ucapan tersebut. Ayah dari Takeomi dan Sanzu tengah menunggunya, apakah hal itu adalah hal yang baik?
Tentu saja bukan hal yang baik.
Di saat [Name] masih mengagumi rumah tradisional Jepang yang amat besar itu, tiba-tiba saja sebuah belati melesat dengan sangat cepat ke wajahnya. Beruntung [Name] dapat menghindar dari lemparan itu, dan menatap penuh kaget pada Kakek yang melemparnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
606 CODE [BONTEN]
Fanfiction[COMPLETED] "606 in computer DOS operating systems means error. Error 606 means reset" "And we are error 707, which means that a part or even al the hard drives memory cannot be erased" • • • "Meski kamu selalu pergi ke dunia lain, kami akan terus m...