1.9

1.6K 332 25
                                    

Flashback (1)

.

.

.

Jika [Name] diberi pilihan, mengingat kembali masa SMA-nya yang sempat hilang, atau melupakannya saja, maka [Name] lebih memilih opsi kedua. Tidak mengingatnya sama sekali.

Ya... ada beberapa hal yang membuatnya ingin mengingat masa itu, masa-masa dimana dia dapat bebas dan belajar hal baru bersama dengan Raina. Hanya hal itu yang diinginkan oleh [Name] untuk diingat.

Sisanya? Tidak, terima kasih. Gadis itu lebih memilih membuang ingatannya jauh-jauh.

Datang ke kota sebagai seorang yang "kuno", tidak mengerti banyak hal ditambah hanya membawa uang sedikit. Hidup berat seperti itu tidak ingin [Name] ulangi lagi, tidak, ini bukan tentang gadis itu tidak ingin berjuang kembali dari awal, melainkan dia yang tidak ingin ditipu oleh banyak orang lagi.

Hanya karena dia ingin memiliki banyak teman, gadis itu rela menjadi "babu" dan dibodohi oleh teman-temannya... yang sebenarnya tidak layak disebut dengan teman. Jika dipikir juga, wajar saja [Name] mudah dibodohi dulu, dia benar-benar lugu dan polos saat itu.

Pertemuannya dengan Raina dan juga Bonten sebenarnya tidak dapat dikatakan pertemuan yang bagus. Benar-benar jauh dari kata bagus, dan [Name] membenci ingatan itu.


"Oi, [Name]! Kau nanti ikut bukan ke pesta ulang tahun Ran senpai?!"

"Ran senpai?" [Name] hanya tahu jika seniornya yang satu itu sering membuat masalah. "Aku tidak mendapatkan undangannya, apakah aku boleh datang?"

"Tentu saja! Kau akan datang bersama dengan kami!"


[Name] lugu saat itu sangat senang, tentu saja, dia berpikir jika akhirnya mereka mau menerimanya sebagai salah satu dari mereka.

NYATANYA TIDAK!!!

Jika [Name] saat ini dapat kembali ke masa lalu, maka dia akan berteriak dan mengurung dirinya sendiri di masa lalu untuk tidak datang ke pesta mengerikan itu.

Pesta mengerikan yang membuat mahkotanya hilang.


"Apakah tidak ada pakaian lainnya?"

"Oh ayolah, [Name] sayang~ kau tampak menakjubkan dengan mini dress ini!" puji salah satu teman palsunya, tapi kali ini dia benar-benar memuji [Name] dengan tulus.

Mari kita namai kedua teman palsu itu dengan Wine dan Vodka. Mengapa? Tidak ada alasan khusus, saya hanya suka saja dengan kedua minuman keras itu.

"Aku selalu penasaran, mengapa kau selalu menutupi tubuhmu dengan pakaian panjang dan juga besar-besar, dan sekarang semua terjawab! Harusnya kau lebih sering menunjukkan tubuhmu yang indah itu!" seru Wine tersenyum lebar.

Vodka mengangguk, setuju dengan ucapan Wine, "Ya... aku tidak menyangka jika seorang dari desa memiliki badan sebagus ini?" tuturnya, yang jelas terdengar seperti sebuah ejekan.

"Ayo berangkat! Malam ini kau harus bisa menarik perhatian banyak lelaki tampan!"


Tidak ingin kehilangan teman, [Name] hanya dapat menunjukkan senyuman terpaksanya. Ini kali pertama mereka mengakuinya, dan [Name] tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu.

Jangan munafik, kita semua pasti pernah merasakan hal yang sama. Melakukan sesuatu yang membuat kita tidak nyaman, hanya karena kita ingin dianggap sama seperti seseorang, atau bahasa kasarnya agar kita dianggap cocok dengan circle seseorang.

606 CODE [BONTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang