Bab IV

53.8K 2.7K 16
                                    

"Sore Bi iyem," sapa Qila pada Art di rumahnya.

"Baru pulang neng Qila?" Bi iyem tersenyum hangat menyambut kedatangan Qila.

Tangannya dengan cekatan mengambil tas Qila dan menuntun Qila ke dapur. "Gimana atuh sekolahnya?"

Qila balas tersenyum sendu. "Yahhh so far so good lah bi."

"Naon atuh eta teh? Bibi mah gak ngerti inggris-inggrisan."

Qila terkekeh mendengar ucapan Bi iyem yang menghiburnya. "Sekolah Qila baik Bi. Makasih udah mau nanya hehe."

"Neng kalau ada apa apa cerita weh ke bibi ya? Ya walaupun bibi teh cuma tamatan Sd tapi bibi ngerti kalau neng-nya cerita ke bibi, jangan dipendem sendirian."

Qila terharu mendengar perkataan Bi iyem. Memang semenjak kepergian bunda sosok Bi iyem lah yang menggantikan kekosongan itu meski tak sempurna.

Hanya Bi iyem di rumah yang mau menanyakan kabar atau sekedar keadaan Qila secara rutin. Qila merasa beruntung bisa mendapatkan Bi iyem di hidupnya.

"Qila gak apa-apa kok biiiii. Pasti Qila cerita ke bibi hehehe sini dong mau peluk bibi." Qila merentangkan tangannya meminta Bi iyem mendekat.

"Hmmm hangat." Dia membenamkan wajahnya guna merasakan kehangatan Bi iyem.

"Gimana temen-temen barunya? Udah dapet temen deket belum?" Bi iyem bertanya sambil mengelus surai Qila lembut.

Qila menelan pahit salivanya, teman dekat? Jangankan dekat dia justru malah membuat musuh dihari pertama sekolahnya!

"Emmm ya gitu lah bi." Qila menjawab seadanya.

"Bibi seneng dengernya kalau di sekolah neng Qila dapet temen banyak, baik, bibi ngerasa lega."

Qila memejamkan matanya berusaha menganggap kejadian hari ini adalah angin lalu. Selagi masih ada yang menyayangi Qila seperti Bi iyem dia pasti akan baik-baik saja.

"Temen Qila... baik kok bi. Tadi kita makan di kantin bareng, ketawa seneng sambil liatin promo ekskul, dan Qila ketemu banyak orang baik." Bohong. Semua hanya harapan Qila semata.

Tak ada yang baik hari ini semua kacau dan Qila mengacaukannya. "Besok... Qila juga pasti seneng-seneng lagi, kan, Bi?"

"Ya pasti neng Qila yang bibi kenal pasti disukain sama semua orang." Bibi tersenyum senang mendengarnya. "Neng Qila cantik, baik, pinter pasti punya banyak temen yang sayang sama neng Qila."

Qila mengeratkan pelukannya sembari mengamini setiap kata yang Bi iyem ucapkan untuknya. Berharap semua itu terkabul dan menjadi kenyataan.

***

Qila duduk diayunan ban depan rumah sambil membaca novel. Matanya asyik membaca setiap kalimat dengan kepala yang bergoyang kecil karena suara musik.

Sudah hampir jam lima sore tapi Daniel dan Saka belum juga pulang. Qila tak peduli pada Daniel yang memang sudah terlalu sering pulang telat. Padahal sebentar lagi Daniel harus persiapan ujian kelulusan, tetapi Daniel malah selalu sibuk bermain.

Sebuah mobil hitam masuk ke pekarangan rumah. Qila melepas earphone dan menghampiri si pemilik mobil yang lama tak pulang.

"Bang Dirga?" pekik Qila senang.

"Akhirnya abang pulang, kali ini nginep di rumahnya lamain dong bang hehe biar Qila bisa main sama abang."

Dirga keluar dari mobil dengan wajah suntuk. Dia membanting pintu mobil kencang lalu mengabaikan Qila yang menyambutnya riang.

Paradise (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang