Bab XX

49.7K 2.8K 42
                                    

Diantara harapan yang berserakan
Aku, bimbang tanpa bimbingan
Seperti nahkoda buta arah
Aku, pijar bintang yang sekejap lagi akan padam

Paradise's poem - 2023

Bored - by Billie Eilish(Playing now on Spotify)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bored - by Billie Eilish
(Playing now on Spotify)

☁️☁️☁️


Tiga hari berlalu dengan cepat. Kehidupan Qila berjalan seperti biasa. Yang berbeda hanyalah Daniel yang kini sedikit memperhatikannya.

Di sekolah pun sama, Qila masih tetap melakukan rutinitas membersihkan ruangan ekskul dan mendengar beberapa orang mengejek di belakang.

Hanya saja setiap kali istirahat Qila tak lagi sendiri. Selalu ada Angkasa yang hadir menemani makan siang di koridor sepi bawah tangga yang biasa Qila gunakan untuk sembunyi ketika harinya mulai sesak di sekolah.

Seperti saat ini.

"Siang lo kemana?"

"Pulang."

"Ke rumah?" tanya Angkasa lagi. Nasi goreng miliknya sudah habis tak bersisa.

"Engga, hari ini mau mampir ke tempat lain dulu."

Angkasa menarik botol mineral Qila yang masih tersegel. "Mau gue anter?" tawarnya sambil menyerahkan minum yang sudah ia buka.

Qila sedikit menimbang sebelum akhirnya menggeleng. "Gak usah cuma sebentar doang."

Mungkin keduanya sama sama tak menyadari bahwa semakin hari hubungan mereka semakin dekat. Perhatian kecil yang Angkasa tunjukkan pun mulai berubah intens.

"Kamu gak istirahat bareng temen kamu?"

"Ini istirahat." Lelaki itu masih berkutat dengan segel tisu basah yang tak bisa terbuka sejak tadi.

"Yang lain maksudnya."

Angkasa diam sesaat sebelum kembali fokus pada pekerjaan sebelumnya. "Ngapain sama yang lain? Gue maunya sama lo."

Sebenarnya Angkasa itu sadar tidak sih jika ucapan yang ia lontarkan bisa membuat siapapun yang mendengarnya salah paham?

Qila gemas sendiri karena selalu tergocek ucapan Angkasa padahal maksud lelaki itu pasti bukan seperti yang ia pikirkan.

"Serius dulu."

"Lah gue serius juga." Angkasa terkekeh sebentar. "Ini gimana sih!? Buka ginian doang bikin gue emosi."

"Sini." Qila mengambil alih tisu basah yang Angkasa pegang. "Makanya jangan sambil emosi, buka pelan pelan kan bisa."

"Nih." Qila menyerahkan tisu basah yang sudah berhasil dibuka. "Dasar gak sabaran."

"Bukan gue yang salah." Angkasa mengambil satu lapis tisu basah. "Siniin tangan lo kotor tuh bekas cokelat."

Qila kaget karena Angkasa tiba-tiba menarik dan membersihkan bekas cokelat di tangannya.

Paradise (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang