"Memangnya aku gak punya hak laporin kalian semua? Terus aku harus selamanya diam setiap kali kalian jadiin aku bahan olokkan?" Qila maju selangkah dengan kepala menegak percaya diri. "Setiap hari lokerku penuh sampah, gak jarang rambut aku kena sisa permen karet entah punya siapa, baju olahragaku pernah hilang, buku-buku yang ada di kolong meja basah, bahkan kertas ujian harian pun pernah hilang, dan kalian masih dengan santainya datang? Nanya kenapa aku bisa laporin kalian? Bahkan skors pun masih belum cukup buat balas semua perlakuan kalian selama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradise (Terbit)
Teen FictionTerbit. Pesan di shopee lovely media. "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan dengan saudara sendiri, mendengar perkataan itu tak lagi menimbulkan sakit meski sesek...