Dengan rasa percaya diri yang melambung tinggi, Serena berjalan anggun mendekati Saka. Otaknya berpikir jika Saka sengaja mengikutinya, dia pasti malu saat menolak ajakan perkenalkan Serena waktu itu.
'Cih pura-pura nolak akhirnya balik ke gue juga.'
Senyum puas tercetak di wajahnya yang cantik. Serena berdeham kecil sebelum memiringkan wajah menyapa Saka.
"Loh Saka kebetulan banget ketemu disini ya haha." Serena tertawa kecil sambil menutup mulut, matanya bergerak mengawasi setiap pergerakan Saka.
"Lo sering kesini juga?"
"..."
"Eh jangan-jangan lo ngikutin gue kesini yaa?" Serena cekikikan berusaha menarik perhatian Saka.
Serena mengalungkan kedua tangan ke belakang badan, matanya mengerjap, sedikit panas ia rasakan melihat Saka yang tetap memilih diam.
"Lo gak usah malu gitu, ini kan udah diluar sekolah santai aja sama gue. Btw lo disini nunggu siapa? Temen?"
Saka mengernyit kesal, siapa sih cewek di depannya ini? Bersikap sok akrab padahal dia tak mengingat namanya sama sekali.
"Lo siapa?"
Wajah yang awalnya tersenyum malu-malu itu berubah, alisnya turun, bibirnya mencebik. Meskipun begitu, Serena tak kunjung putus asa.
Dia malah lebih mendekatkan tubuhnya. "Kenapa sih jutek banget? Serius lo gak inget gue? Padahal kata orang-orang muka gue susah buat dilupain loh."
Saka diam seperti biasa, wajahnya yang lempeng-lempeng saja itu semakin membuat Serena tertantang. Saat ini, hampir kebanyakan orang tahu siapa dirinya. Bukan hanya terkenal di sekolah sebagai most wanted, Serena bahkan terkenal hingga sekolah-sekolah lain karena kecantikannya.
Dia sangat percaya diri akan hal itu. Jangankan ditolak untuk berkenalan, seumur hidup Serena belum pernah menerima perlakuan seperti ini dari lelaki manapun.
"Lo kalau-"
"SAKA!!!"
Saka menghela napas lelah, akhirnya manusia itu keluar juga. Hampir saja Saka berpikir untuk meninggalkan Qila karena tidak tahan dengan orang aneh di depannya.
"Yuk pulang sayang." Qila memeluk tangan Saka genit sambil sesekali melirik Serena. "Lama gak nungguin akunya?"
"Lama!" ujar Saka kesal.
Mengabaikan keluhan dan tatapan tajam Saka, Qila menoleh menatap seorang cewek dengan perawakan ideal yang juga melihat ke arahnya. Dari tatapannya saja Qila tahu kalau cewek itu kesal. Bibirnya melengkung, pikiran jahil muncul dibenaknya.
"Sayaaangggg dia siapa?" Qila menyandarkan kepala pada pundak Saka.
"Ck." Saka berdecak sambil menyingkirkan kepala Qila, membalikkan badan menaiki motor. "Buruan naik!"
"Hehehe okee sayang kamu udah laper banget yaaaaaa." Mata Qila menggerling jahil.
Serena mengepalkan tangan kesal dengan pemandangan di depannya. Siapa sih cewek tidak tahu malu itu?
"Lo siapa?"
"Aku?" tunjuk Qila pada diri sendiri.
Melihat sorot polos yang terpancar dari wajah Qila, entah mengapa dada Serena menjadi panas.
"Penting banget kamu tau siapa aku?"
"Lo!"
Saka menahan tangan Serena yang terangkat ke atas. Matanya menajam dengan raut wajah tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradise (Terbit)
Teen FictionTerbit. Pesan di shopee lovely media. "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan dengan saudara sendiri, mendengar perkataan itu tak lagi menimbulkan sakit meski sesek...