Bab XXXI

59.4K 3.1K 227
                                    

Semakin Angkasa mengingat semuanya, semakin marah dirinya sekarang.

"Mental lo semua itu pembuli. Beraninya main keroyokan. Gak peduli salah atau bener yang penting bacot dulu digedein. Tai."

Angkasa mendorong semua orang yang menghalangi jalannya keluar kelas hingga akhirnya berpapasan dengan Vega.

Satu lagi hal menjijikan yang Angkasa tahu bahwa selama ini kehadiran Qila di ekskul teater tidak lebih hanya untuk diperalat menjadi pembantu.

"Lo juga mikir." Angkasa menatap Vega lalu beralih pada dua orang di sampingnya. "Kalau tujuan ekskul lo cuma buat tempat buli mending bubarin sekalian. Jangankan jadi ketua ekskul jadi manusia aja gak becus! Sampah."

***

a/n:

Sabar yaaa pelan pelan kita perbaiki semua hal yang udah terjadi. Dalam hidup gak semua harus tentang 'pembalasan'. Ada hal yang paling sulit diterima sebagian besar orang yaitu berdamai dengan keadaan.

Kalian tim happy atau sad ending nih?

Dihapus untuk kepentingan penerbitan.

Pre-order tanggal 10 Juli 2024.

Kunjungi shopee Lovely Media.

Paradise (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang