Karena hari ini adalah hari libur, tentu pasangan kita ini begelung di rumah saja. Apalagi bayi besar Karina masih merajuk. Tapi untuk Jaemin dan Ryujin tidak ada libur. Mereka harus mengurus hal penting.
"Aku berhasil mendapat kontak mereka. Belum semua, tapi ada beberapa." Ucap Yeji
"Kalau kita temui mereka langsung, aku masih sedikit ragu." Ucap Jaemin
"Sepertinya kita masih harus menyelidiki mereka lagi. Sampai kita yakin kalau mereka memang benar ada di pihak kita." Ucap Ryujin
"Tenang, biar kami yang urus itu." Ucap Soobin
"Data orang - orang yang kemarin kan ?" Timpal Haruto
Jaemin mengangguk.
"Kalau semisal, mereka ada di pihak kita. Apa yang mau kau lakukan ?" Tanya Joy
"Tentu saja melakukan kesepakatan. Dan meminta bantuan, juga perlindungan. Kau juga pasti tau lawan kita bagaimana. Ya sekarang tinggal kita sama - sama saling mencari kawan."
"Mau kau dan Ryu yang turun langsung ? Atau lewat kami ?"
"Sepertinya biar aku saja. Karena mereka pasti taunya hanya aku yang masih bekerja untuk keluarga Tuan Lee."
"Kalau begitu, biar kami berempat yang urus hal ini. Nanti kau tinggal bagian menemui merekanya saja." Ucap Yeji
"Baiklah."
#
"Pusing ?"
Jeno menggelengkan kepalanya. Seharian ini Jeno hanya ingin cundle saja. Membuat Karina sulit beraktivitas sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi kan.
"Aku buatkan cemila ya."
"Tidak perlu, Na. Begini saja dulu, sebentar."
Karina membawa Jeno kepelukanya lagi, mengusapnya dengan lembut. Dia tau pekerjaan Jeno sedang melelahkan. Jaemin bahkan juga mengeluh.
"Na."
"Kenapa ?"
"Aku rindu eomma dan appa."
Karina langsung terdiam, ah jadi karena hal ini juga pikirnya.
"Kita berkunjung saja, kajja. Sudah lama juga kan kita tidak mengunjungi mereka."
Karina malah mendapat penolakan dari Jeno.
"Katanya rindu."
"Aku malu na." Ucap Jeno lirih
"Malu kenapa ?"
"Aku malu pada mereka, karena menjadi anak yang bodoh."
"Hush ! Kenapa bilang begitu ? Aku tidak suka mendengarnya."
"Aku memang bodoh, Na. Bertahun - tahun aku mempertahankan seorang wanita yang jelas - jelas ingin menghancurkan keluargaku. Sampai aku sering adu mulut dengan appa, karena membelanya. Bahkan aku memperlakukan perempuan yang appa pilihkan untukku dengan buruk."
Karina langsung memaksa tubuh Jeno untuk duduk dan menatapnya. Bisa di lihat wajah bak sebuah karya seni tanpa cacat itu sedang sangat sedih. Bahkan sudah ada jejak air mata, dan juga tatapan yang begitu sendu. Karina memengan kedua wajah Jeno dengan lembut.
"Jeno ... Itu kan masa lalu. Tidak pernah ada kata terlambat untuk merubah semuanya kan ? Bahkan kau sudah memulai untuk meperbaikinya. Semua orang pernah berbuat salah. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri."
"Aku bahkan malu padamu. 2 tahun ... 2 tahun aku menyakitimu, fisik dan juga batinmu."
"Kita kan sedang memulai semuanya lagi dari awal. Bukankah kita sudah membicarakan hal ini ? Untuk tidak melihat ke belakang. Kita akan terus maju kedepan, bersama. Sampai akhir, membangun semuanya lebih indah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be By Your Side [END]
FanfictionSemua aku lakukan awalnya hanya karena sebuah Janji yang dibuat dan juga terikat sebuah ikatan yang Sakral. Tapi seiring berjalanya waktu, semua yang aku lakukan, bukan hanya sekedar menepati Janji dan juga karena sebuah ikatan yang dibuat. Bagaiman...