# IN PAIN #

278 20 0
                                    

Pagi harinya, Karina terbangun dan melihat Ryujin yang tidur di sofa, dan Jaemin yang tidur terduduk di kursi sebelah ranjang Jeno. Jeno juga tidur dengan posisi terduduk sebenarnya. Karina memilih keluar untuk membeli sarapan di kantin. Karina tau pasti semalaman mereka mengurus Jeno. Saat Karina kembali 2 orang itu sudah bangun, kecuali Jeno.

"Sarapan dulu."

"Kau keluar sendirian tadi ?" Tanya Ryujin

"Ditemani Dokter Shim. Kebetulan bertemu saat keluar dari sini."

Mereka bertiga akhirnya sarapan bersama, sambil menunggu makanan Jeno di antara. Karina juga menanyakan apa yang terjadi semalam. Ya bukan hal yang indah juga ternyata, melelahkan yang ada.

"Sayang, bangun dulu."

Karina mengusap pelan kepala Jeno. Masih demam, dan sepertinya belum turun juga.

"Sayang ... Jeno kita sarapan dulu."

Jeno membuka matanya perlahan dan melihat kearah Karina.

"Nanti saja."

Suara Jeno terdengar serak dan pelan sekali. Kepala Jeno masih masih terasa pusing sampai sekarang. Belum lagi badanya yang semakin tidak enak. Mulut dan tenggorokanya juga, jadi makin lengkap semuanya. Jeno memilih memejamkan kembali matanya, tidak ada selera dan gairah sekali pagi ini.

"Sayang, jangan tidur lagi. Minum dulu saja ya, teh hangat mau ?"

Jeno menggeleng pelan. Akhirnya Karina pasrah dulu saja menunggu Jeno enakan. Bulir - bulir keringat mulai membasahi lagi wajah Jeno. Mau tidur saja tidak ada nyaman - nyamanya.

"Na ... ac nya tolong matikan. Dingin ..."

Jaemin langsung mengatur suhu ruangan menjadi lebih hangat. Jaemin juga pergi keluar untuk memanggil Dokter Shim. Tak butuh waktu lama Jaemin dan Dokter Shim masuk ruangan. Dokter Shim langsung melakukan tugasnya mengecek Jeno, yang ya namanya juga abis luka - luka pasti demam. Dokter Shim juga mengganti perban Jeno saja dulu akhirnya.

Jaemin meminta Karina untuk tidak melihatnya. Kasian nanti malah semakin kepikiran. Tapi tentu saja Karina menolak, dia harus tau bagaimana keadaan luka suaminya.

"Sarapan dulu Jen."

"Nanti saja Hyung."

"Nanti kapan ? Mau Hyung pakaikan selang untuk makanya ?"

"Mual Hyung."

"Sudah Hyung beri obat supaya tidak mual. Setelah makan, lebamnya di kompres lagi. Sesekali juga terlentang dulu."

Dokter Shim akhirnya keluar ruangan. Jaemin dan Ryujin juga pamit pergi ke rumah dulu untuk membawa barang milik Jeno dan Karina. Dan mereka menyisakan 2 orang disana.

"Makan dulu ya."

Jeno akhrinya menurut, dan memasukan sedikit makanan. Rasanya lebih buruk dari kemarin.

"Na ..."

"Iya sayang, kenapa ?"

"Jangan lupa jadwal check up mu."

Ingin rasanya Karina marah, maksud marah itu pikirkan dulu saja kesehatan sendiri.

"Jadwalnya masih 1 minggu lagi. Makanya satu suap lagi ya."

"Sudah Na."

"Ya sudah. Makan buah mau ?"

Jeno menggelengkan kepalanya. Karina langsung membereskan semua sisa makanan Jeno. Dan memilih untuk mengompres lebam Jeno saja. Di mulai dari perutnya dulu. Sesekali Karina mendengar Jeno merintih, bukan manja atau bagaimana tapi benar - benar menyakitkan.

Always Be By Your Side [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang